Cari Blog Ini

Senin, 03 Juni 2013

SEJARAH TIGARAKSA

Nama Tigaraksa tentu sudah tidak asing lagi di dengar oleh masyakarat Tangerang, khususnya masyarakat di Kabupaten Tangerang. Kebanyakan masyakarakat mengenal Tigaraksa sebagai sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Tangerang.
Tak hanya itu, di Tigaraksa juga terkenal sebagai tempat Pusat Pemerintahan Kabupaten Tangerang. Karena disanalah kantor Bupati, DPRD, Polres Kota Tangerang berada. Bagi masyakarat di luar Tangerang, lebih mengenal Tigaraksa sebagai daerah Industri. Hampir ribuan industri berada di sana, baik itu industry besar maupun industry kecil.

Namun, tak sedikit masyarakat yang mengetahui sejarah dari nama Tigaraksa. Bagi masyarakat awam, banyak yang mengira jika sejarah dari Tigaraksa itu merupakan tempat tinggal tiga raksasa dan akhirnya disebut dengan nama Tigaraksa.  Tak ada catatan siapa yang pertama kali memberi daerah itu dengan sebutan Tigaraksa.
Berhubung banyak versi berbeda yang berkembang di masyarakat mengenai nama Tigaraksa, namun semua itu tidak luput dari sejarah awal muasalnya. Tujuan utama nama itu sendiri ialah untuk mengenang dan juga sebagai penghormatan bagi para tokoh di masa lalu. Adapun tugas masyarakat Tigaraksa sekarang adalah meneruskan semangat dan cita-cita mereka walaupun mungkin cerita yang ada memiliki versi yang berbeda-beda.

Jika dilihat dari sejarah, nama Tigaraksa tercipta dari asal muasal diutusnya 3 utusan pada masa Kerajaan / Kesultanan Banten. Saat itu pada masa penjajahan Belanda, diutuslah tiga utusan yang bernama Aria Yudanegara, Aria Wangsakerta dan Aria Santika. Ketiganya diutus untuk membuat basis-basis pertahanan dari serangan penjajahan Belanda.

Yang menjadi cikal bakal nama Tigaraksa adalah berdirinya tiang tiga sebagai kehormatan untuk mengenang para 3 Aria utusan dari kesultanan Banten tersebut. Tak hanya itu, beberapa nama dari ketiga utusan dari Kerajaan Banten kemudian dijadikan sebuah nama jalan yang menghubungkan antara Balaraja (konon tempat bertemunya para raja) dengan Tigaraksa yaitu Jalan Raya Aria Jaya Santika dan Jalan Aria Wangsakara.

Wilayah basis pertahanan ini kemudian dijadikan tempat perkampungan dan tempat pemerintahan. Beberapa penduduk perkampungan dari arah timur banyak yang mengungsi kedaerah tersebut untuk menghindari serangan belanda. Lambat laun Belanda pun akhirnya dapat menumbangkan pemerintahan dari ketiga utusan tersebut dan pada saat yang bersamaan pula di bangun tugu prasasti di bagian barat Sungai Cisadane oleh Pangeran Soegri, salah seorang putra Sultan Ageng Tirtayasa dari Kesultanan Banten. Tugu prasasti tersebut oleh masyarakat biasa di sebut “Tanggeran” yang pada akhirnya di kenal sebagai Tangerang.

Lain halnya dengan yang berkembang di masyarakat. Ternyata ada versi lain di balik cerita tentang Tigaraksa. Bahwa nama Tigaraksa itu telah ada sebelum datangnya para utusan kesultanan Banten yaitu cerita dibalik tiga tokoh penyebaran islam. Ki Mas Laeng, Ki Seteng dan Syeh Mubarok.
Pada zaman dahulu, ada dua kesatria yang memiliki kesaktian luar biasa. mereka masih memeluk agama hindu yaitu Ki Mas Laeng dan Ki Seteng. Mereka berdua saling bermusuhan hingga akhirnya memutuskan untuk beradu ilmu kesaktiannya untuk menentukan siapa yang paling kuat. Di antara pertempuran antara hidup dan mati tersebut tanpa sengaja datanglah seorang ulama bernama Syeh Mubarok  yang berasal dari negara timur tengah di mana saat itu di sedang melakukan perjalanan.

Nama Syeh Mubarok sendiri diberikan oleh penduduk di masa kemudian tempat di mana dia menetap dan menghabiskan sisa hidupnya. Kembali pada pertempuran, akhirnya Syeh Mubarok memisahkan pertempuran adu ilmu tersebut. Dengan kearifan sang syeh kedua kesatria yang bermusuhan itu akhirnya memeluk agama islam hingga meneteskan air mata dan memutuskan untuk menjadi murid Syeh Mubarok.
Tempat bertemunya ketiga tokoh itu sekarang di sebut Cisoka dalam bahasa sunda Ci Soca yang berarti air mata. Maka kedua murid beserta sang Syeh mulai menyebarkan agama islam. Adapun nama dari dua kesatria di jadikan salah satu nama jalan di daerah Tigaraksa dan Syeh Mubarok sendiri, di makamkan di Kampung Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang.

Rabu, 24 April 2013

MALIOBORO



MALIOBORO
LAMPU BANGJO ING PRAPATAN MALIOBORO
NGANTI BENGI AKU DHEWE’AN  NING KONO
LALU LINTAS PATING SLIWER  MANEKO WARNO
DHO RAK NGERTI RASANE ATI ING DODO

MALIOBORO  SEKSENONO LELAKONKU
NGANTI SAIKI TRESNAKU ROH SLIRAMU
TANSA  TAK SIRAM TETES’E ELUHKU
NGANTI SOK KAPAN SLIRAMU ELING AKU

WIS MEH PIRANG-PIRANG SASI
AKU TANSAH NGENTENI
WIS MEH PENDHAK LINGSIR WENGI
AKU TANSAH MEMUJI

SAWETORO TELUNG MINGGU
KUTUNGGU KABARMU
YEN SLIRAMU NINGGAL  AKU
NGGANTENI AWAKKU
KARO PRIO SEJE  SING BAGUS TUR NDUWE
BEDHO KARO AKU SEPRENE

Senin, 18 Maret 2013

How to Prepare for Your Bands First Tour


Ini dia salah satu hal terpenting dalam touring maupun konvoi, bukan hanya ajang ugal-ugalan di jalan namun kita harus mengerti peraturan dan ketentuan saat berkendara bersama. So, check this out. . .


PERSIAPAN PRIBADI
Sebaiknya siapkan kondisi kendaraan dan juga fisik masing-masing karena waktu perjalanan cukup panjang. Sebelum melakukan perjalanan sebaiknya makan dulu, minimal perut gak kosong.

Persiapan barang yang kudu dipersiapkan untuk individu:
Pakaian yang adem dan nyaman. Jangan sampai di atas motor pakaian bikin risih, apalagi gatel-gatel wah gawat. Karena perjalanan malam, baiknya gunakan body protector yang dipasang di-dada, banyak dijual di pinggir jalan, kalo ngga ada, bisa juga pake lapisan koran beberapa lembar.
Jaket, pakai jaket yang pas badan, jangan yang berkibar-kibar. Hal ini dapat mempengaruhi hambatan angin yang ditimbulkan, dan mempengaruhi kecepatan
Jas Hujan, karena lagi musim hujan pastikan dibawa, kalo bawa bonjengers bawa jas ujan dua, jangan yang nyetir aja, kasian yg belakang ntar masuk angin. Sebaiknya pilih jas hujan model terpisah antara baju dengan celana, jangan yang model ponco. kalo perlu malah sekalian penutup sepatunya (Gaiters), bisa dibeli di toko-toko adventurer.
Sarung tangan, yang bagus dari bahan kulit, tapi tidak kaku jadi handling grip-nya masih kerasa.
Sepatu, pilih yang modelnya sangat nyaman dengan kaki kita, jangan kesempitan. Sebaiknya pilih yang modelnya menutupi mata kaki kita. Kalo gak ada minimal pake sepatu model sneaker (sepatu kets).
Tas Ransel, taruh barang-barang dalam tas ransel, jangan pake tas travel, repot!
Kacamata hitam, jangan lupa. Biar gak silau kalau jalan di siang bolong!
Helm, sebaiknya gunakan yang model full-face, atau paling ngga helm yang dapat menutupi sampai ke telingga kita. Jangan pake model helm cetok yang biasa dipake kalo JJS (jalan jalan sore) di komplek/kampung, itu mah ngga aman untuk kepala kita. Sayang kepala deh!
Surat surat kendaraan, seperti SIM, STNK dan KTP, siapa tau ada pemeriksaan di jalan, kalo ngga lengkap bisa mengganggu perjalanan lainnya.
Duit secukupnya.
Obat-obatan pribadi. Buat yang punya penyakit khusus bawa obat masing-masing. Yang juga penting bawa doping alias vitamin agar stamina tetap terjaga, minum satu sebelum berangkat.
Tools motor yang cukup. Untuk motor yang agak rewel bawa moving parts yang kira-kira akan bikin rewel di jalan apalagi kalo dah dimodif, rewelnya suka aneh-aneh. Ingetin penyakit-penyakit motor yang biasanya,dan bawa parts cadangannya. Jangan terlalu mengandalkan pada logistik.

KESIAPAN MOTOR
Untuk kesiapan kendaraan, jangan lupa untuk memastikan bahwa kendaraan yang kita bawa dalam keadaan sehat atau laik jalan jauh. Yang sebaiknya harus diperiksa:
Olie mesin, cepat ganti apabila sudah lewat batas KM-nya.
Minyak Rem.
Kanvas Rem
Kekencangan/kerenggangan rantai motor
Kopling, kalo selah kopling dirasa sangat berat, coba cek lagi.
Ban, kalo udah gundul,mendingan mikir dulu deh, apalagi jika sedang musim hujan.
Cek kondisi lampu-lampu kendaraan, terutama lapu depan (head lamp), lampu belakang, lampu sein.
Ada baiknya untuk memeriksakan kondisi kendaraan/motor langsung ke bengkel kepercayaan, yah sekalian tune-up lah, biar dijalan dapet jalan dengan baik dan tenang.
SUSUNAN ROMBONGAN TURING


Captain Leader, Kapten rombongan
Bertanggung jawab atas perjalanan turing ini, Tahu mengenai medan yang akan dilalui, dan pengambil keputusan kapan harus berhenti, istirahat, dan jalan. Memantau kondisi medan di depan apakah bisa dilewati rombongan dengan aman atau harus extra hati-hati. Memutuskan rute-rute mana yang akan dilalui rombongan dan memberitahukan tanda-tanda peringatan kepada rombongan di belakangnya. Kapten berada paling depan diapit blocker kiri-kanan.

Sebagai leader,harus menjaga kecepatan motor, biar yang dibelakang ngga ketinggalan, sebaiknya jaga kecepatan hingga maksimal 60 KM/Jam, supaya yang dibelakang tidak terlalu cepat dan sweeper juga bisa mengejar rombongan dan voijrider bila terjadi keadaan darurat. Apalagi turing ini banyak yang bawa bonjengers. Jika ada motor liar ngudak-ngudak ngajak balapan biar aja blocker atau sweeper yang urus, acungin jempol tuh motor biar dia seneng.

Kecepatan konstan juga agar rombongan tidak terpecah dan tidak mengorbankan teman, karena di jalan raya pada waktu menyalib kendaraan tidak semua sopir sifatnya mau mengalah jadinya bisa kecelakaan, karena pada saat yang satu habis menyalib ada ruang kosong si sopir biasanya langsung maen masuk dan kasihan rombongan yang belakang karena bisa terjadi kecelakaan entah terserempet kendaraan yang kiri atau tertabrak kendaraan dari arah berlawanan.

Sebagai kepala rombongan, Kapten harus memberi contoh kepada rombongan di belakang etika berlalu lintas yang baik. Berhentilah apabila lampu merah sedang nyala, dsbnya. Sebagai leader, juga harus pasang mata dengan sebaik-baiknya. Kalo kalo ada lubang atau hambatan didepan harus kasih tanda ke rombongan di belakang secara estafet. Peserta dibelakangnya wajib melakukan hal yang sama terus sampai ke peserta paling belakang (sweeper).

Berikut beberapa tanda peringatan dalam touring:
Tangan (kiri atau kanan sama aja) mengepal ke atas artinya Berhenti,
Tangan mengepal digerakkan ke atas dan bawah vertical atau menggerak-gerakan telapak tangan vertikal atas bawah, artinya Mulai Perlambat motor, Mau berhenti.,
Menurunkan salah satu kaki ke kiri / kanan artinya ada hambatan di depan berupa lubang atau Pembatas jalan, atau hambatan lainnya di sebelah kiri/kanan, jangan dilewati!
Menurunkan kedua kaki artinya perlambat motor, hati – hati ada polisi tidur, atau jalan rusak.
Tanda dengan tangan ke kiri / kanan, artinya Akan berbelok ke arah yang ditujukan tangan.

Pada saat jalan sepi, kapten harus mengecek rombongan dengan menurunkan kecepatan kemudian mengecek rombongan dari yang pertama hingga yang terakhir. Kemudian kembali lagi ke depan. Sementara kapten mengecek rombongan tugasnya dialihkan ke Vojrieders.


VOJRIDERS
Sebagai pendamping kapten. Vojriders motornya harus dilengkapi sirine dan lampu rotator agar kendaraan di depan dapat mengetahui dengan segera keberadaan rombongan kita. Vojriders juga harus ikut menjaga kestabilan kecepatan agar rombongan yang dibelakangnya tidak keteteran dan mengingatkan Kapten bila terlalu cepat. Fungsi vojriders disini minimalis, hanya sebagai kepala ular-ularan saja. Rotator harus terus menyala sampai tujuan, boleh diistirahatkan sebentar-sebentar jika jalan kosong. Sirine tidak harus meraung-raung sepanjang perjalanan, berisik bikin pengeng! Bunyikan pada saat diperlukan, misalnya di persimpangan jalan, jalan di depan macet bergerak, menyalip truk/tronton, dll.

BLOCKER (Safety Officer)
2 orang disamping kapten, kiri dan kanan untuk membuka jalan. 1 orang di kiri utk meminggirkan kendaraan yang ada dikiri, dan 1 dikanan utk meminggirkan kendaraan yang ada dikanan. Tugas blocker sangat berat butuh mental yang kuat, dan fisik prima, handling berkendara yang bagus dan bernyali gede. Jadi formasinya mungkin seperti trisula. Kiri menyalakan sein kiri dan blocker kanan menyalakan sein kanan.


SWEEPER
Sweeper ini harus minimal adalah motor yang bisa mendahului rombongan mensejajari kapten apabila ada keadaan yang mengharuskan rombongan berhenti. Akselerasi cepat dan handling harus bagus. Sweeper minimal 2 kendaraan. Tugasnya sebagai penyapu apabila ada kendaraan/peserta yang tertinggal dibelakang, posisinya berada dipaling belakang rombongan karena dia juga berfungsi untuk memberitahukan leader didepan apabila dibelakang terjadi hambatan. Salah satu sweeper secara bergantian juga mengatur barisan agar rapi dan berada di barisan. Sweeper berhak menegor anggota rombongan yang ugal-ugalan, dan tidak mengindahkan aturan. Ada baiknya motor sweeper juga dilengkapi dengan alat alat pelengkap seperti sirine, atau lampu rotator. Sama dengan blocker, sweeper kiri menyalakan sein kiri dan sweeper kanan menyalakan sein kanan.

Minggu, 17 Maret 2013

Prosedur Tetap Touring dan Tata Tertib Yang Berlaku



“Wah.. belagu amat tuh konvoi motor, udah macet begini malah main kaki segala” gerutu seorang bapak bernada jengkel saat membawa mobil di sekitar Cisarua Puncak Jawa Barat hari libur nasional 17 Agustus yang lalu.
“Pak.. konvoi-konvoi motor emangnya harus ‘gitu ya? Mereka harus main kaki, membunyikan klakson berulang-ulang, bikin kesel orang aja,” ujar anaknya ikut-ikutan menggerutu yang duduk dikursi belakang seakan sudah tidak sabar melewati jalan macet tersebut.
Begitulah kesan negatif yang melekat di mata masyarakat. Mereka seakan menilai sebelah mata mengenai konvoi motor yang sering melewati kawasan Puncak Jawa Barat ketika akhir pekan atau hari libur panjang. Masyarakat menilai konvoi motor itu selalu menjengkelkan, baik di dalam kota maupun di luar kota. Belum lagi opini lainnya yang memojokkan pengendara motor sebagai biang kemacetan.
Lalu, apakah kegiatan touring ini memiliki prosedur tetap atau tata tertib? Atau sebaliknya, mereka emang seenaknya saja jalan sendiri, teriak-teriak minta jalan, memainkan klakson, bahkan harus main kaki segala?
Untuk menghindari kesalah-pahaman dan opini yang mungkin saling bersinggungan, kali ini penulis mencoba memaparkan tentang petunjuk pelaksanaan (juklak) touring, dan juga prosedur tetap (protap) touring berikut dengan tata tertib (tatib) yang berlaku.
Disini penulis menjabarkan mekanisme perhelatan touring sesuai pengalaman pribadi.
Pada prinsipnya sebuah klub motor, komunitas motor ataupun kumpulan motor lainnya ketika akan melakukan touring biasanya mereka sudah memiliki juklak, protap, tatib maupun aturan main touring, termasuk bahasa isyarat konvoi.
Mereka tidak semena-mena hanya menjalankan touring motor tanpa adanya petunjuk dan pengarahan dari seorang leader (pimpinan).
Belajar dari pengalaman bersama Komunitas/Klub Motor bahwasanya segala ketentuan touring dan tata cara berkendara seharusnya menetapkan prinsip “Safety Riding” (keamanan berkendara).
Pada prinsipnya semua Komunitas/Klub Motor sudah memiliki pemahaman, maupun penerapan ‘Safety Riding’ berlandaskan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah (PP) antara lain:
PP No. 41/1993 Tentang Angkutan Jalan
PP No. 42/1993 Tentang Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan
PP No. 43/1993 Tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan
PP No. 44/1993 Tentang Kendaraan dan Pengemudi
UU No. 14/1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Semua anggota Komunitas/Klub motor memiliki SIM (Surat Ijin Mengemudi) dan melewati proses pengujian yang benar. Sudah barang tentu pemilik SIM sudah mengetahui sanksi hukum jika ada pelanggaran yang dibuatnya. Jika benar ada pelanggaran, itupun pelanggaran per individu dan tidak lagi menjadi kapasitas pengawasan dari Komunitas/Klub Motor.
Jika memang ada pelanggaran yang diketahui oleh Pengurus Komunitas/Klub Motor maka biasanya sanksi yang diberikan teguran melalui tulisan e-mail atau juga ketika acara kopdar (kopi darat). Namun ada juga komunitas atau klub motor yang melakukan “publikasi” melalui sarana milis (mailing list). Setidaknya sanksi melalui publikasi ini dapat memberikan efek jera bagi anggotanya yang melanggar UU Lalu-Lintas.
Ketika sebuah Komunitas/Klub Motor melakukan touring, biasanya seluruh rangkaian touring diatur dengan profesional serta penuh tanggung jawab dari para pengurusya maupun dari seluruh anggota. Tanggung jawab ini merupakan “harga diri” dari sebuah nama Komunitas/Klub Motor yang tetap harus dijaga.
DIBAWAH INI ADALAH CONTOH MEKANISME TOURING (tidak baku, hanya sekedar contoh berdasarkan pengalaman penulis)
  1. Membentuk Panitia jika touring melibatkan lebih dari 50 peserta (bikers).
  2. Menentukan PIC (Person in Charge) atau Group Leader (GL) jika peserta touring di bawah 50.
  3. Panitia/PIC menyusun acara antara lain: menetapkan lokasi, membuat nama acara, membuat maksud dan tujuan acara, menetapkan waktu pelaksanaan, menetapkan biaya, menetapkan rute perjalanan, menetapkan titik kumpul, dan menetapkan jadwal pendaftaran (batas waktu).
  4. Panitia/PIC membuat publikasi, undangan dan sosialisasi program acara touring. Sekaligus mencari sponsor (jika memungkinkan).
  5. Panitia/PIC membuatkan “Surat Jalan” yang dikeluarkan Kantor Polda/Polres/Polsek (salah satu).
  6. Panitia/PIC menetapkan “Persyaratan Standard Teknis atau Kelayakan Motor” peserta touring.
  7. Form pernyataan diisi oleh peserta antara lain data-data jika terjadi keadaan darurat, maupun pernyataan dan tanggung jawab peserta jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
  8. Setelah jumlah dan nama peserta terkumpul, Pantia/PIC harus menetapkan petugas touring yaitu: ‘Road Captain (RC)’, ‘Vooridjer (VJ)’, dan ‘Sweeper (SW)’ untuk setiap grup.
  9. Pembagian grup atau konvoi ditetapkan dengan batas toleransi max. 10 (sepuluh) motor per grup dengan interval start sekitar 5-10 menit. Masing-masing Komunitas/Klub memiliki kebijaksanaannya sendiri dan dikondisisikan sesuai dengan rute yang akan dilewati.
  10. Setiap grup masing-masing bertanggung-jawab atas grup nya sendiri. Jika terjadi pertemuan antara dua grup dalam perjalanan, terpaksa salah satu grup harus memisahkan diri. Bisa jadi grup yang tadinya ada dibelakang, diijinkan untuk melewati grup yang didepan (kasus demi kasus).
  11. Petugas touring yang dipilih oleh Panitia/PIC harus memiliki jam terbang atau pengalaman touring, karena diharapkan mampu memberikan contoh yang baik kepada anggota lainnya, khsususnya kepada yang baru pertama kali ikut touring.
  12. Jika tujuan touring ke Lampung (contoh saja), maka Panitia/PIC dari Jakarta lebih dulu menghubungi rekannya di Lampung untuk berkoordinasi perihal penyambutan, pengawalan, penginapan, rencana tujuan wisata di Lampung dan sekitarnya.
  13. Sebelum start, petugas teknis melakukan ‘screening’ untuk semua motor sesuai isian form pernyataan dan standard pemeriksaan. Jika kondisi motor, atau perlengkapan touring tidak memenuhi syarat, maka peserta dicoret atau tidak boleh ikut serta.
  14. Sebelum start, petugas ‘Road Captain (RC)’ mengadakan ‘briefing’ sekaligus sambutan dan pengarahan tentang tujuan dan maksud touring, menyampaikan tata-tertib berkendara, serta arti dan makna dari “Safety Riding”.
  15. Sebelum start, petugas RC harus jelas menegaskan tentang pentingnya ‘hak dan kewajiban sesama pemakai jalan’, ‘keselamatan umum’, ‘opini masyarakat’, ‘mengurangi bunyi klakson’, ‘peraturan lalulintas’ dan semua bikers harus tetap berlaku sopan/santun.
  16. Sebelum start, petugas RC perlu menjelaskan mengenai rute yang akan dilewati, baik arah pergi maupun arah pulang, sekaligus menentukan titik-titik pemberhentian, menentukan waktu istirahat, dan membuat kesepakatan baru jika ada dan perlu.
  17. Sebelum start, para peserta yang menggunakan RAKOM (radio komunikasi) harus saling berkoordinasi untuk menentukan saluran frekuensi yang dipergunakan. Pilihan saluran yang harus disiapkan sejak awal minimum ada 2 atau 3 channel, yaitu saluran utama dan saluran cadangan.
  18. Giliran petugas VJ melakukan pengaturan barisan konvoi sesuai ‘skill riding’ masing-masing peserta. Barisan juga disesuaikan dengan pemilik RAKOM. Pergantian urutan bisa terjadi sesuai kenyamanan maupun pengamatan petugas SW ketika grup berhenti saat isi bensin atau istirahat minum/makan. Segala sesuatunya harus bisa dikondisikan sesuai keadaan di lapangan.
  19. Petugas VJ wajib melakukan ‘briefing’ tentang tata-cara berkendara selama touring, yaitu menyampaikan “bahasa isyarat touring” atau “hand signal group riding“. Ia harus berdiri ditengah atau didepan semua peserta sambil memberikan contoh semua gerakan-gerakan atau isyarat touring yang berlaku.
  20. Pada bagian akhir diberikan waktu tanya/jawab. Setelah itu petugas VJ menutup briefing dengan berdoa, kemudian bersiap dimotor untuk segera start.
BAHASA ISYARAT TOURING
Pada bagian terakhir ini ‘VJ Touring’ wajib memberikan simulasi serta menjelaskan arti dari pada “bahasa isyarat touring” yang harus dilakukan oleh semua peserta secara berurutan. Jika ‘VJ Touring’ memberikan isyarat kaki diturunkan, artinya ‘VJ Touring’ memberikan tanda ada jalan bergelombang, atau sebagai tanda ada jalan yang berlubang, atau juga hal lainnya yang bisa membahayakan grup.
‘VJ Touring’, berada diposisi paling depan, memberikan bahasa isyarat touring yang kemudian diteruskan secara berurutan sampai pada peserta di belakang. Hal ini harus dilakukan karena penerapan “Safety Riding”, yaitu keselamatan berkendara dapat berjalan dengan baik dan lancar.
“Bahasa isyarat touring” atau “hand signals group riding” yang dipergunakan di Indonesia pada umumnya adalah sama sebagaimana telah dipakai oleh berbagai komunitas maupun klub motor di Indonesia ketika mereka melakukan touring .
CONTOH GAMBAR (dikutip dari: www.a3hog.com)
Gambar dibawah ini adalah sekedar contoh yang sekiranya harus dilakoni oleh ‘Petugas VJ Touring’ karena ia akan memimpin barisan grup, sudah tentu posisinya harus berada di barisan paling depan. Kemudian bahasa isyarat yang diberikan oleh VJ harus di ikuti oleh peserta secara berurutan mulai dari peserta nomor dua dan terus kebelakang.
Namun pada prakteknya contoh gambar-gambar yang dikutip dari website www.a3hog.com untuk beberapa isyarat mempunya arti dan makna yang berbeda. Hal ini karena disesuaikan dengan gaya dan riding style dari setiap komunitas, klub motor, jenis motor yang dipakai. maupun sikap dari pengendara itu sendiri.
Catatan:
Untuk setiap keterangan yang ada dibawah ini hanyalah berdasarkan pengalaman pribadi penulis ketika mengikuti touring secara grup.
1. START MESIN: Petugas VJ memberikan isyarat ‘hidupkan mesin’ dengan tangan kanan keatas sambil memainkan jari telunjuk tangan kanan.
Posisi masih berhenti dan kode start harus didahului oleh klakson dari petugas SW yang ada paling belakang. Usai klakson SW tadi, VJ memberikan acungan jempol tangan kanan/kiri agar dilihat oleh semua peserta, artinya ‘ready to go.’
2. BELOK KIRI: Petugas VJ memberikan isyarat ‘belok kiri’ dengan cara mengayunkan tangan kiri sampai batas pundak sebelum ia belok ke kiri.
3. BELOK KANAN: Petugas VJ memberikan isyarat belok kanan dengan cara mengangkat tangan kiri sampai keatas helm, dengan telapa tangan kiri tebuka mengarak kekanana. Gerakan dilulangi beberapa kali menunjuk kekanan.
4. BAHAYA DI SISI KIRI: Petugas VJ memberikan isyarat ada ‘bahaya di sisi kiri’ dengan mengangkat tangan kiri, serta menurunkan tangan kirinya ke bawah sambil membuka jari telunjuknya. Menunjuk sesuatu kebawah kiri seperti ada lubang atau jalan rusak. Cara ini jauh lebih baik dari pada dengan mengangkat kaki.
5. BAHAYA DI SISI KANAN: Kalau pengendara bisa melepas gas dengan situasi aman, maka isyarat memberikan ‘bahaya di sebelah kanan’ bisa saja dilakukan dengan mengangkat tangan kanan dan menunjuk ke arah kanan.
6. BAHAYA DI SISI KANAN: Petugas VJ jika terpaksa memberikan isyarat ‘bahaya disisi kanan’ dengan cara mengangkat kaki kanan secukupnya. Isyarat ini bukan aksi mau menendang, tetapi hanya sekedar memberitahukan adanya bahaya dikanan karena tangan kanan pengendara harus tetap pegang handle gas
7. BAHAYA DI SISI KIRI: Sama dengan kondisi diatas, Petugas VJ bisa juga memberikan isyarat ada ‘bahaya disisi kiri’ sambil mengangkat kaki kiri secukupnya. Sekali lagi isyarat-isyarat menggunakan kaki bukan bermaksud menendang, tetapi hanya memberitahukan ada bahaya di kiri sementara tangan kiri pengendara harus pegang kopling.
8. TAMBAH KECEPATAN :P etugas VJ memberikan isyarat ‘tambah kecepatan’ dengan cara mengangkat tangan kiri sambil menunjukkan jari telunjuk kirinya. Isyarat ini bisa juga di lakukan dengan membuka telapak tangan kiri kemudian digerakkan kedepan berulang-ulang. Gerakan tangan yang lain, yaitu tangan kiri diangkat ke atas kemudian didorong kedepan. Pesannya mengatakan ‘ayo maju lagi, yuk kita lebih cepat lagi’. Isyarat ini harus melihat kondisi jalan, apakah aman serta memungkinkan kecepatan bisa ditambah.

9. KURANGI KECEPATAN: Petugas VJ memberikan isyarat ‘kurangi kecepatan’ dengan cara melepas lengan tangan kiri dari handle kopling dengan secukupnya kemudian telapak tangan terbuka dimainkan atau diayunkan dengan perlahan. Bisa juga lengan tangan kiri secara besar diayun-ayunkan agar terlihat oleh semua peserta. Biasanya isyarat ini dilakukan ketika melewati tikungan-tikungan di pegunungan atau di jalan lurus dimana VJ minta kecepatan dikurangi secara perlahan, atau juga VJ minta extra perhatian grup untuk selalu “hati-hati”.
10. RAPATKAN BARISAN: Petugas VJ memberikan isyarat ‘rapatkan barisan’ dengan mengangat tangkat kirinya keatas, mengepalkan telapak tangan kiri kemudian diayunkan beberapa kali. Isyarat ini bisa juga ketika kecepatan mendadak diminta VJ agar segera pelan dan kemudian akan berhenti karena “red traffic light” atau bahaya lainnya.
11. BUAT SATU BARIS: Petugas VJ memberikan isyarat ‘buat barisan jadi satu’ dengan cara mengangkat tangan kirinya tinggi dan menempatkan telapak tangan kirinya diatas helm terbuka menghadap ke kanan, kemudian telapak tangan tadi diayungkan seperlunya. Isyarat satu baris ini juga bisa dengan mengangkat tangan kiri kemudian memberikan telunjuk satu kiri.
12. BUAT DUA BARIS: Petugas VJ memberikan isyarat ‘buat dua baris’ dengan cara mengangkat tangan kirinya sembari memberikan dua jari sebagai tanda angka 2. Isyarat ini meminta formasi barisan grup menjadi dua dengan syarat kecepatan rendah, kondisi jalan sepi dan formasi memang layak untuk berbaris dua. Jika kondisi dua baris sudah tidak mungkin lagi, maka secepatnya VJ memberikan isyarat satu baris (no. 11).

13. STOP/BERHENTI: Petugas VJ memberikan isyarat “berhenti/stop” dengan cara melepaskan tangan kirinya dari handle kopling kemudian telapak kirinya dibuka ke belakang sambil dimainkan atau digoyang-goyang menandakan harap segera berhenti. Isyarat ini jarang dipergunakan karena isyarat no. 10 rapatkan barisan dipakai sekaligus untuk berhenti.
Seluruh keterangan mekanisme touring, maupun bahasa isyarat VJ yang telah dipaparkan diatas bukanlah suatu hal yang baku. Sebenarnya masih banyak lagi mekanisme touring, maupun isyarat-isyarat lainnya yang bisa dipergunakan ketika berkendara bersama grup. Semua mekanisme touring dan bahasa isyarat tetap disesuaikan dengan kebutuhan, juga perkembangan dari setiap grup, komunitas maupun klub motor yang bersangkutan.

Minggu, 10 Maret 2013

Kata-Kata Bijak Lao Tze (Kata Mutiara Lao Tze)

kata-kata bijak lao tzeLao Tze (604-531 SM)  adalah salah satu filsuf serta guru besar yang paling dikenal di negara Cina. Lao Tze hidup satu zaman dengan Nabi besar Kong Hu Cu (Confucius) serta Siddharta Gautama di India. Secara meluas, Lao Tze juga dikenal sebagai pendiri Taoisme atau agama Tao. Dalam kebudayaan cina hingga saat ini, banyak yang menggabungkan ketiga sosok; Lao Tze, Kong Hu Cu dan Siddharta Gautama menjadi sebuah agama yang kemudian disebut dengan Tridharma yang merupakan bentuk penggabungan agama Buddha dengan tradisi, ritual dan kepercayaan dari Taoisme dan Konfusianisme.
Tidak banyak catatan hidup yang dapat ditemui mengenai kehidupan Lao Tze, akan tetapi sejarah keberadaannya memang nyata dan tertulis dalam catatan historis negara Tiongkok. Lao Tze hidup pada zaman Dinasti Zhou sebagai pejabat perpustakaan kerajaan hingga era dinasti runtuh dan dirinya meninggalkan kerajaan untuk melepas jabatannya. Ketika dirinya tiba di Hangu, seorang bernama Guan Yixi memintanya untuk meninggalkan ajaran filsafat dan kebenaran melalui tulisan. Dan permintaanya tersebut dikabulkan oleh Lao Tze yang akhirnya menuliskan 2 buah kitab bernama Tao Te Ching dan Chuang Tzu yang berisi lebih dari 5.000 kata dalam 81 bab dengan aksara cina kuno yang sangat sulit sekali diterjemahkan secara tepat arti yang tertulis didalamnya.
Isi dari karya Lao Tze tersebut berisi tentang hakekat kebenaran Sang Jalan, Kemanunggalan sesuatu yang membimbing setiap orang dan segala sesuatu. Isi tulisan dalam kedua kitab tersebut sangatlah sukar diterjemahkan secara tepat karena aksara kuno yang digunakan memiliki arti yang ragam dan luas bahkan tak terbatas sehingga terjemahan dari kitab Tao Te Ching dan Chuang Tzu masih bersifat harafiah hingga saat ini! Diperlukan intuisi dan pencerahan untuk menerjemahkan setiap makna yang terkandung di kedua kitab tersebut.
Hingga saat ini banyak sekali cerita-cerita yang beredar mengenai legenda, asal-usul hingga wafatnya Lao Tze yang masih misterius. Namun yang pasti pengikutnya banyak yang mempercayai bahwa Lao Tze adalah titisan dewa yang turun ke dunia ini untuk menyebarkan ajaran Ketuhanan (Tao). Berikut adalah beberapa kata-kata bijak Lao Tze (Kata Mutiara Lao Tze) yang diambil dari kitab Tao Te Ching dan Chuang Tze.

Kata-Kata Bijak Lao Tze (Kata Mutiara Lao Tze)

“Dia yang mengenal orang lain adalah bijaksana.
Dia yang mengenal dirinya sendiri adalah terang.
Dia yang dapat mengalahkan orang lain adalah bertenaga.
Dia yang dapat mengalahkan dirinya sendiri adalah kuat.
Dia yang merasa puas adalah orang yang kaya”
“Menghadapi kesukaran besar namun tidak gelisah, itulah keberanian seorang bijaksana”
“Kesenangan yang paling senang adalah tidak dirasakan sebagai kesenangan. Kebanggaan yang paling membanggakan adalah tidak dirasakan sebagai kebanggaan”
“Perjalanan seribu Li dimulai dari satu langkah kecil”
“Kebaikan dalam kata-kata menciptakan keyakinan, kebaikan dalam berpikir menciptakan kebesaran hati, kebaikan dalam tindakan menciptakan cinta”
“Keramah-tamahan dalam perkataan menciptakan keyakinan, keramahtamahan dalam pemikiran menciptakan kedamaian, keramahtamahan dalam memberi menciptakan kasih”
“Dengan budi pekerti membagi dana kepada orang lain adalah satu kesucian.
Dengan harta benda membagi dana kepada orang lain hanya dikatakan bijaksana”
“Bagaimana sungai dan lautan dapat menjadi tempat berkumpulnya air?
Karena mereka berada ditempat yang rendah.
Oleh karena itu, bila ingin menjadi seorang pemimpin diantara orang banyak,
Seseorang harus berbicara merendah.
Bila ingin menjadi terkenal diantara orang banyak,
Maka seseorang harus berjalan dibelakang banyak orang”
“Orang hebat mampu mengendalikan orang lain, tetapi lebih hebat lagi kalau dia mampu mengendalikan dirinya sendiri”
“Setelah mengetahui ketidak manfaatan dari sesuatu, barulah seseorang dapat mengerti kegunaan dari sesuatu yang bermanfaat”
“Bila kebenaran Tao berada di dunia,
kuda sembrani dipakai untuk menggarap sawah.
Bila kebenaran Tao tidak berada di dunia,
maka kuda betina melahirkan diluar kandang.
Malapetaka yang paling besar tidak lain adalah perasaan yang tidak pernah puas.
Kekeliruan yang paling besar tidak lain karena ingin mendapatkan sesuatu.
Oleh karena itu, dia yang merasa puas dengan keadaan yang Memuaskan akan selamanya menikmati kepuasan”
“Tidak memiliki nama, ialah asal langit dan bumi; memiliki nama, ialah Ibu dari segala benda”
“Tao adalah kekosongan dari suatu wadah. Dan dalam pemanfaatannya, kita harus menjaga diri dari segala kepenuhan. Betapa dalam dan tak terpahaminya, seakan ia adalah Leluhur terhormat dari segala benda”
“Bukankah ruang antara langit dan bumi dapat diibaratkan sebuah peniup angin? Walaupun kosong, tidak kehilangan tenaganya. Setiap kali bergerak menghembuskan lebih banyak udara. Banyak berbicara akan mempercepat keletihan. Pertahankan kepribadianmu dan jagalah agar tetap bebas”
“Dan jika seorang sempurna tidak berkeluh kesah mengenai posisinya yang rendah, tidak ada yang menemukan kesalahan dalam dirinya”
“Adalah lebih baik untuk membiarkan sebuah wadah tidak terisi, daripada berusaha membawanya di saat penuh. Jika anda tetap mengusap suatu ujung yang telah diasah, ujung itu tak akan dapat lama mempertahankan ketajamannya”
“Tiga pulih jari-jari bersatu dalam satu bundaran, tetapi adalah pada ruang kosong untuk poros pemakaian roda bergantung.
Tanah liat dibentuk menjadi wadah, tetapi pada ruang kosongnya lah kegunaannya bergantung.
Maka dari itu, yang memiliki keberadaan berguna sebagai penyesuaian, dan yang tidak memiliki keberadaan adalah yang benar-benar berada”
“Mengerjakan sesuatu yang susah ketika masih mudah.
Mengerjakan sesuatu yang besar ketika masih kecil.
Kesukaran-kesukaran yang ada di dunia, harus diselesaikan dari yang mudah.
Perkara dan urusan yang ada di dunia, harus diselesaikan ketika masih sepele.
Demikianlah seorang yang bijaksana.
Tidak pernah berurusan dengan masalah yang besar.
Dia yang mudah membuat janji akan sering memungkiri janjinya.
Banyak menganggap teralu mudah akan menghadapi banyak kesulitan.
Oleh karena itu, orang yang bijaksana menganggap semua masalah sukar.
Sehingga tidak menjumpai kesulitan”
“Kita menemukannya dan tidak melihat depannya. Kita mengikutinya dan tidak melihat belakangnya. Jika kita dapat memanfaatkan Tao yang dulu untuk mengatur hal-hal masa kini, dan dapat mengetahuinya sebagaimana ia dulu di awalnya. Ini yang dinamakan memecahkan masalah Tao”
“Siapa yang dapat membuat air berlumpur menjadi jernih? Biarkan ia tenang dan secara perlahan akan menjadi jernih. Siapa yang dapat mempertahankan kondisi instirahat? Biarkan pergerakan berlanjut, dan kondisi istirahat perlahan akan mencuat”
“Kondisi kehampaan harus dibawa pada puncaknya, dan ketenangan dijaga dengan keteguhan yang tak tergoyahkan. Semua benda melalui proses aktifitasnya, dan kita melihat mereka kembali pada awalnya. Ketika tumbuhan menampakkan pertumbuhan, kita melihat setiap mereka kembali pada akarnya. Kembali pada akarnya inilah yang kita namakan kondisi ketenangan, dan ketenagan itu dapat dianggap suatu laporan bahwa mereka telah memenuhi tujuan mereka”
“Bagaimana baiknya para pemimpin awal tampil, memperlihatkan pentingnya ucapan mereka! Pekerjaan mereka selesai dan tugas-tugas mereka sukses. Sementara semua rakyat berkata. “Kita adalah kita!”
“Ia yang memiliki sedikit keinginan akan memperolehnya. Ia yang memiliki banyak keinginan akan kacau”

[contoh] SURAT PERJANJIAN SEWA/KONTRAK RUMAH




Kami yang bertanda tangan dibawah ini :
1. Nama       : Iwan Susanto, S.H.
    Agama     : Islam
    Alamat     : Jalan Gemah Semarang
    Pekerjaan : Advokat
    Selanjutnya disebut sebagai pihak pertama / pemilik

2. Nama       : Maida
    Agama     : Islam
    Alamat     : Jl. Kebayoran Jakarta
    Pekerjaan : Mahasiswi
    Selanjutnya disebut sebagai pihak kedua penyewa rumah

Pasal. 1
Pihak pertama mengontrakan sebuah Rumah kepada pihak kedua pada Alamat Jl. Gemah Selatan 1 RT09 RW06 Kel. Gemah Kec. Pedurungan Semarang. Terhitung mulai tanggal 11 Maret 2013 sampai dengan 11 Maret 2014. Pihak kedua telah membayar lunas kepada pihak pertama sebesar : Rp. 12.000.000,- ( Dua Belas Juta Rupiah) untuk masa kontrak 1 ( Satu Tahun).

Pasal. 2
Pihak kedua berkewajiban untuk memelihara bangunan sebaik-baiknya, segala kerusakan yang timbul selama perjanjian ini, menjadi kewajiban pihak kedua untuk perbaikannya, menggantinya dengan biaya sepenuhnya tanggung jawab pihak kedua.

Pasal. 3
Selama masa kontrak berlaku, segala kewajiban yang harus dipenuhi terhadap rumah tersebut diatas, merupakan kewajiban pihak kedua, baik kewajiban membayar listrik, keamanan, kebersihan serta sejenis.

Pasal. 4
Apabila kewajiban diatas yang dimaksud dalam pasal. 3 dilalaikan oleh pihak kedua, berakibat adanya sangsi atas fasilitas yang ada, maka pihak kedua harus menyelesaikan sampai pulih seperti keadaan sebelum dikontrakan paling lambat 30 hari sebelum kontrak berakhir.

Pasal. 5
Khusus untuk pembayaran listrik, pihak kedua akan tetap membayar rekening listrik satu bulan terakhir dan rekening listrik akan diserahkan kepada pihak pertama setelah lunas dibayar sebagai arsip.


Pasal. 6
Pihak kedua tidak diperkenankan untuk mengadakan perubahan atau tambahan pada bangunan tersebut atau memindah sewakan kepada pihak lain, kecuali pada izin tertulis dari pihak pertama.



Pasal. 7
Jika masa kontrak berakhir, pihak kedua berkewajiban untuk menyerahkan rumah beserta pekarangannya tersebut tanpa syarat-syarat apapun kepada pihak pertama dalam keadaan baik, terpelihara dan kosong dari seluruh penghuninya.

Pasal. 8
Untuk perpanjangan kontrak, pihak kedua harus memberi tahukan kepada pihak pertama satu bulan sebelum masa berlakunya habis dan akan dibuatkan perjanjian baru sebagai pengganti perjanjian ini.

Pasal. 9
Untuk pemutusan kontrak sebelum masa kontrak berakhir memberi tahukan satu bulan sebelumnya kontrakan berakhir.


Pasal. 10
Dalam pemutusan kontrak sebelum habis masa berlakunya dalam Pasal. 1 (Satu) maka pihak pertama tidak mengembalikan sisa uang kontrakan, dan pihak kedua tidak menuntut pihak pertama.

Pasal. 11
Demikianlah perjanjian kontrak rumah ini kami buat dengan sebenarnya tanpa paksaan dari siapapun.


Semarang, 11 Maret 2013


Pihak Kedua                    Pihak Kesatu


      MATERAI 6000

  ( Maida )                   ( Iwan Susanto,S.H. )

Kamis, 07 Maret 2013

SAHABAT SEJATI.......

Persahabatan Soe Hok Gie dan Herman Lantang, dua sosok legenda gunung Indonesia yang banyak di kenal oleh para pendaki gunung maupun senat mahasiswa UI dahulu dan kini karena banyak hal yang telah mereka lakukan bagi gunung, Mapala UI dan masyarakat pada umumnya. Sebuah tulisan yang kami ambil dari  Herman Lantang Webblog


www.belantaraindonesia.org
29 Sept 1965-1 Okt. 1965 Team MAPALA dalam  Pendakian ke Gn Merapi,: berdiri kiri kekanan: Deddy Satrio ( M-017),Sudrajat (kawan SH-gie), Asminur S.Udin (M-002); Herman Lantang  (Ketua Senat Mhs FSUI) duduk dari kiri kekanan. Liem Beng-tie (keponakan  Jakob Utama/jurusan Jerman), Judy S.Hidayat M-008), Rahayu Surtiati (M-004), Pitut Endang Puspita (M-005); Alm Cecep Darmatin Suryadi (M-015);Alm Soe Hok-gie (M-007); Roy Gandasutedja (M-011) dan almarhumah Mayang Sari (M-006)
Tulisan  ini ku tujukan  untuk para “ pengagum” Soe Hok-gie, terutama yang tidak pernah sempat bertemu dengan” Soe” semasa hidupnya.

 “Soeadalah nama panggilan yang ia pakai menyebut dirinya sendiri pada teman - teman dekat, dan panggilan kami menyapanya;  Adapun  nama Gie, adalah  nama rumah yang dipakai intern didalam lingkungan keluarga batihnya saja , sebab  “Soe” adalah Seh’ nama keluarga Tionghoa- “Family Name

Penggambaran John Maxwell dalam :” Soe Hok-gie, a biography of a young Indonesian Intelectual ”, cukup jelas dan informatif, walaupun ia tidak pernah bertemu Soe Hok-gie secara pribadi sebelumnnya, tetapi dia telah mengadakan penelitian dan penulisan Biografi berdasarkan Riset yang teliti dan mendalam tentang  Soe Hok-gie, latar belakang keluarga, teman - teman  dekat, aktivitas, perjuangan, tulisan - tulisan dan pemikiran - pemikirannya dll selama lebih dari 23 thn, sejak 1970
www.belantaraindonesia.org
Soe Hok Gie
 Penampilan fisik, bahasa tubuh serta suara Soe, bisa dilihat dan didengar jelas dalam  Film Dokumenter “A House in the Jungle” yang   dibuat Australian Broadcasting Comission, dengan Sutradara John Powers, 1969 ,( ketika itu Soe kebetulan terpilih  mewakili Generasi  Intelektual Muda Indonesia,untuk direkam  seluruh  kegiatannya dalam sehari  penuh ).

Film ini telah beredar di luar Indonesia seperti Australia, Eropah sampai  ke Amerika Serikat, akan tetapi dilarang beredar di Indonesia ketika itu, sebab  dalam wawancaranya  antara lain Soe Hok-gie berani secara blak - blakan  menyebut “The Indonesian Military Regime” ketika Pak Harto masih berkuasa penuh.

Dalam Film ini kita bisa melihat Soe Hok-gie dalam keadaan hidupnya sehari - hari, yang mana dipakai Nicholas Saputra sebagai acungan untuk dipelajari dan ditiru bahasa tubuh, berbicara dan suara, cara - cara berjalan, dan  kebiasaan Soe lainnya, sehingga sebagai aktor Nico sanggup memerankannya secara  baik, malahan untuk mengerti dan menjiwai tokoh SH-gie, Nico tidak segan - segan meluangkan banyak waktunya  membaca buku - buku bacaan yang pernah dibaca SH-gie.

www.belantaraindonesia.org
Herman Lantang
 Sekalipun SH-gie adalah teman karib, sehingga hubungan kami sangat dekat dan pribadi, tetapi banyak hal tentang dirinya baruku ketahui jelas  setelah membaca buku hasil penelitian John Maxwell diatas. Pertama kali aku mengenal Soe, adalah ketika dia masuk Fakultas Sastra Universitas Indonesia di Rawamangun   ahir 1962 sebagai Mahasiswa Baru di jurusan Sejarah, ketika itu ia dekat dengan Zainal Zakse dan Richard Leirissa- keduanya adalah seangkatanku dari Jurusan Sejarah.

Tidak ada yang istimewa tentang dirinya ketika ku mengenalnya pertama kali, sama halnya seperti  mengenal banyak  mahasiswa - mahasiswa baru yang lain. Setahun kemudian aku mulai terarik bahkan perlahan - lahan menjadi akrab dengan dia karena banyak nilai - nilai dan pandangan hidup kami yang cocok atau sama, apalagi setelah mengetahui bahwa dia juga  dekat dengan  sahabat karibku di SMA Negeri-I,  Budi Utomo, Boellie Londa;  mereka sama - sama pengagum Sutan Syahrier dan simpatisan Gerakan Mahasiswa Sosialis ( GMSOS ).

Memang Boellie dan aku tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia ( GMKI ). Boellie sangat aktif berorganisasi, sedangkan aku ikut - ikutanan saja, sekedar sebagai Orang Manado dan beragama Kristen- untuk mengenal pergaulan ke mahasiswaan.

Pada waktu itu hampir setiap mahasiswa, tergabung dalam salah satu Kegiatan Mahasiswa Extra Universiter, seperti : Himpunan Mahasiswa Islam ( HMI ), PMII, Persatuan Mahasiswa Katholik Roma Indonesia ( PMKRI ) berlatar belakang /”onderbouw” Partai - partai Politik berdasarkan Agama; Adapun Corps Gerakan Mahasiswa Komunis Indonesia ( CGMI ),  PERHIMI, dan GERMINDO, adalah yang  berlatar belakang Komunisme.  Selain itu ada Ikatan Mahasiswa Djakarta ( IMADA ), Gerakan Mahasiswa Djakarta ( GMD ),  yang berlatar belakang residensial, lokasi, domisili, kota, dll

Dalam kegiatan Mahasiswa Intra Universiter, yaitu di Senat Mahasiswa, Dies Natalies Fakultas, maupun Masa Prabhakti Mahasiswa ( MAPRAM ) di Fakultas Sastra UI, yang jumlah mahasiswanya sedikit dan mayoritas wanita ( dibandingkan dengan Fakultas - fakultas besar, seperti Fakultas Hukum & IPK, Ekonomi, Kedokteran di Salemba ) menyebabkan pergaulan kami akrab penuh persahabatan dan kompak seperti sebuah keluarga besar.

Saat aku terpilih sebagai Ketua Umum Senat Mahasiswa Fakultas Sastra UI, pada bulan Desember 1964, Soe semakin dekat dengan ku dan menjadi Penasehat / Advisor pribadi  dengan Jabatan resmi sebagai Pembantu Staf Ketua Senat Mahasiswa dalam struktur Personalia Senat Mahasiswa.

Ketika itu Partai Komunis Indonesia ( dengan Gerwani, Pemuda Rakyat, SOKSI, CGMI )  sedang di”beri hati” oleh Sukarno dengan konsep NASAKOM-nya , merasa kuat dan mulai “unjuk gigi” di  Senat Mahasiswa FSUI melalui CGMI; mereka menuntut agar Senat mendepak HMI ( yang dituduhny antek Masyumi ) dan GMSOS antek PSI, keluar dari Senat Mahasiswa, sebab dianggap kontra Revolusioner.

Dalam hal ini Senat Mahasiswa FSUI, bertindak  tegas membela hak azasi mahasiswanya:  silahkan ber Ormas apa saja diluar adalah haknya masing - masing individu, tetapi di dalam Senat Mahasiswa kita se AlmaMater dan Kegiatan Extra Universiter  jangan mengganggu ketentraman dan kerukunan kegiatan Intra Universiter.( yang berazaskan ” Buku, Pesta dan Cinta”, yaitu kita di kampus untuk Study, Enjoy masa  muda dan hubungan akrab kompak saling mengasihi / cinta” )

Dalam kenyataan Senat Mahasiswa kami dapat berjalan dengan kompak, sebab penggeraknya adalah orang - orang pekerja yang aktif dan berinisiatif, rajin,  loyal , berani dan jujur, tersebar dalam posisi - posisi kunci yang penting, sehinga tidak bisa di ”boikot” bila ada yang bermaksud mengacaukan. Apalagi kami sudah terlatih kompak  sebagai Team kerja dalam kegiatan - kegiatan di Seksi Penggemar Alam, ( yang adalah cikal bakal MAPALA - UI ).

Peristiwa Pemberontakan G-30 S terjadi ketika kami sedang mendaki  gunung Merapi-  dalam Rombongan MAPALA kami  kebetulan terdapat dua “ anak Jendral”, yi. Endang Sutjipto ( anak Jendral Sutjipto SH dari  Angkatan Darat ) dan Yayu Surtiati ( anak jendral Polisi ), menjelang  1 Oktober 1965, kami terpaksa nginap di St.Gambir sebab di  Jakarta sedang berlaku jam malam.

Kegiatan Senat Mahasiswa jalan terus, diakhir thn 1965, sedang anggota - anggota Ormas Komunis dan oposisi mulai menghilang satu persatu- jadi kepengurusan Senat Mahasiswa periode 1965 - 1966, dilanjudkan dengan terutama kerja sama teman - teman dari Golongan Alma Mater .

Pada 9 Januari 1966, sebelum resmi  adanya aksi - aksi Mahasiswa di Salemba 4, Soe  mengusulkan , agar Senat Mahasiswa FSUI mengadakan Aksi Mogok, tidak menggunakan Kendaraan Umum, tetapi  berjalan kaki dari Salemba ke Rawamangun, sebagai Protes akan Kenaikan Harga Bensin dan Bahan Makanan Pokok. ( Selanjutnya . . . baca Catatan Harian Seorang Demonstran )

Dalam kegiatan Aksi Mahasiswa biasanya aku mengkordinir dan memimpin Masa Mahasiswa Fakultas Satra di “lapangan”, sedangkan Soe Hok-gie bergerak dibelakang layar sebagai pemikir dan “otak” yang mengatur strategi pelaksanaan Aksi ( dibantu Boellie Londa dan Jopie Lasut ). Dia juga berbakat sebagai ‘Pengompor’masa dengan pidato atau tulisan - tulisannya di Koran, yang  tegas, jujur, berani, blak - blakan dan ber api - api.

Biasanya kalau “masa” sudah terkumpul, maka Soe kupersilahkan angkat bicara, dan disinilah “kharisma Soe akan muncul “ ketika dia mulai bicara ataupun ber-’agitasi’ dengan berani  dan meyakinkan membuat orang terpukau kagum mendengarkannya..

Masa” mahasiswa kami adalah gabungan dua Fakultas terkecil di UI waktu itu yi Fakultas Sastra dan Fakultas Psychologi , merupakan kelompok militan yang bergerak  secara  cepat  dan efesien. Biasanya kami bergerak “mobile” dengan bersepeda, kadang - kadang di kawal teman - teman Jopie Lasut ( -ex-Permesta , sebagian mahasiswa i Asmi ).

Kami melakukan kegiatan - kegiatan aksi yang  unik berupa kejutan tersendiri dengan kompak cepat dan tepat ke tempat - tempat tertentu diluar jalur sasaran kegiatan  Masa mahasiswa  KAMI Jaya / Pusat, yi  al ke Kantor berita RRT, Sin Hua”, Mahkamah Agung, Pertamina dll

Pada umumnya  Kegiatan kami segera disusul dengan publikasi Media Masa yi laporan / reportase di koran - koran ibu kota seperti Sinar Harapan, Kompas dan Indonesia Raya, Harian KAMI, ( juga dalam Mingguan Mahasiswa, edisi JABAR ) dengan jalur a.l SoeHok-gie, Tides Katoppo dan Jopie Lasut.
Pada  periode Senat Mahasiswa FSUI yang ke-dua 1965 - 1966, sebagian Oknum Ormas - ormas Extra Universiter yang merasa dirinya sebagai pahlawan  membentuk komisariat KAMI di FSUI, disini mereka mendadak mulai vocal seperti yang terjadi di KAMI pusat.

Pada mulanya  Salemba 6, dikenal sebagai Pusat kegiatan KAMI / DMUI Kesatuan Aksi  Mahasiswa Indonesia yang berangkulan dengan Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia, dimana jacket kuning sangat menonjol, lama - lama mulai dicampur dengan seragam  Universitas - universitas  lain, kemudian beralih ke” baju loreng KAMI”, apalagi ketika dibagi dalam rayon masing - masing, seperti Rayon Yani, Haryono, dst.

Setelah 11 Maret 1966, perlahan - lahan golongan Alma Mater”Jacket kuning”  berangsur - angsur balik ke kampus, untuk melanjudkan studi sedangkan sebagian tinggal , malahan kemudian ada yang mulai berkolaborasi dan menggabungkan diri dengan penguasa ( Pemerintah ) sehingga luntur atau terkontaminasi idealismenya semula.

Ahir thn 1966, Senat Mahasiswa golongan Alma Mater FSUI dijatuhkan oleh Koalisi Ormas Extra universiter. Dalam Periode ini Senat Mhsw FSUI 1966 - 1967, Ketua Senatnya dari PMKRI, Wakilnya dari PMII dan GMKI dan Sekjennya dari HMI, kerjanya “rapat melulu” sehingga  banyak Seksi tidak jalan atau bubar samasekali.

www.belantaraindonesia.org
www.belantaraindonesia.org
Senat Mhs periode 1967/1968 dan Surat Bebas G 30-S, (ditanda tangani Soe Hok-gie)
Periode berikutnya balik lagi kegolongan Alma mater, dimana Soe Hok-gie terpilih sebagai Ketua Umum Senat Mahasiswa, dengan Staf yang sedikit tetapi “efesien”dan  berfungsi ( lihat lampiran: Pengurus  Senat Mhs periode 1967 -1968 dan Surat Bebas G-30 S untuk Herman Lantang untuk persiapan berangkat ke Papua. )

Walaupun persahabatan ku dengan Soe Hok-gie hanya berlangsung kurang dari 6 tahun, yaitu sampai akhir hayatnya , tetapi kami telah saling membina “nilai - nilai dasar hidup kami” yaitu Takut akan Tuhan dan mencintai Tuhan serta ciptaanNya. . . mencintai  Bangsa dan Tanah Air Indonesia;   Nilai - nilai Dasar Hidup yang menyangkut iman, moral dan patriotisme, meliputi nilai - nilai kepintaran, ketekunan,  keberanian, kemurnian, kejujuran, ketulusan, keterbukaan ( antara sesama sahabat ) , kesederhanaan dan rendah hati, loyalitas , kesetiaan, cinta dan keindahan.

Adapun nilai - nilai Dasar dalam kehidupan ini sangat mempengaruhi Gaya Hiduku  “My way of Life “( dan banyak Orang lain )-; melalui Tulisan, Pemikiran dan Teladan yang diberikan Soe Hok-gie semasa hidupnya,  yang juga memberi dampak yang sangat dalam  bagi “Para Pengagum Soe Hok-gie”sampai sekarang  walau saat ini ia telah pergi meninggalkan kita lebih dari 43 tahun yang lalu