Cari Blog Ini

Kamis, 28 Februari 2013

Sayangku.........



ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke mekkah
ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di miraza
tapi aku ingin habiskan waktuku di sisimu sayangku........


bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu
atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah mendala wangi
ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di Da Nang
ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra


tapi aku ingin mati di sisimu sayangku..........
setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya
tentang tujuan hidup yang tak satu setanpun tahu


mari, sini sayangku..........
kalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padaku
tegakklah ke langit atau awan mendung
kita tak pernah menanamkan apa-apa, 

kita takkan pernah kehilangan apa-apa”

DIA GIE...LELAKI AKTIVIS YANG ROMANTIS


Gie....aku mengenalnya sejak awal duduk di bangku kuliah. Banyak persamaan antara aku dan dia. Kami sama-sama kuliah di Fakultas Sastra hanya beda jurusan. Di Sejarah, sedang aku Sastra Indonesia. Kami berdua juga mempunyai pikiran yang sama, yaitu selalu mempertanyakan kenapa harus ada dunia "politik" di dalam dunia kampus. Mengapa kegiatan Intra kampus harus ada penguasaan dari bendera-bendera yang berbeda?. Dan aku satu-satunya -ku kira- adalah pengurus BEM Sastra yang tidak menjadi wakil dari sebuah bendera. Jika Gie hanya diam saat ditanya dia adalah golongan kiri atau kanan, maka aku akan menjawab. "Aku tidak dimana-mana, tapi aku ada dimana-mana", jika beberapa aktivis baru bertanya aku ber"bendera" apa.
Gie dan aku sama-sama berpikir jika seharusnya kegiatan Intra Mahasiswa tidak seharusnya dimasuki pikiran politik. Mahasiswa harus bersatu dengan atas nama perubahan, walaupun sesekali harus "menyentil" pemerintahan. Tidak harus berteriak-teriak mencari perbedaan pandangan politik dari kumpulan bendera hijau, merah, biru, hitam atau bahkan putih sekalian. Bukankah Mahasiswa adalah ujung tombak perubahan. Nah...bagaimana perubahan itu akan muncul jika banyak ujung tombak tapi tak ada tenaga untuk mendorong ujung tombak itu. Bukankah lebih baik satu tombak dengan tenaga ribuan dari mahasiswa? Gie dan aku percaya jika perubahan itu akan segera terjadi.

Gie dan aku sama-sama mencintai alam, termasuk laut dan Gunung. Hei....ternyata kita berdua juga sama-sama menjadi anggota pecinta alam. Sering naik gunung jika pikiran lagi sumpek. Mencintai bunga keabadian Edelwis, namun hanya menikmatinya saat tumbuh di atas gunung dan selalu tidak tega memetiknya untuk di bawah turun. Bahkan Gie dan aku, juga kuat duduk berjam-jam saat malam hari di atas gunung. Hanya saja aku harus dekat dengan pendiangan karena menurutku suara kayu bakar yang termakan api sangat indah. Apalagi jika ditimpali dengan suara daun ilalang yang bersentuhan dan suara binatang malam. Wow.....sperti mendengarkan musik orkestra malam. Tapi aku tak tau apakah Gie juga menikmati malam di atas gunung dengan duduk di dekat pendiangan atau lebih memilih duduk menyendiri di tengah kegelapan? ah entahlah....namun yang terpenting Gie dan aku sama-sama pernah menginjak gunung tempat para dewa bersemayang, Puncak Mahameru Semeru. Walaupun dengan ending yang berbeda. Fuich....!

Gie adalah pendiri Mahasiswa Pecinta Alam. Dan saat di memimpin pendakian Gunung Slamet, ia mengutip Walt Whitman dalam catatan hariannya,

Now I see the secret of the making of the best person. It is to grow in the open air and to eat and sleep with the earth”.

Gie dan aku sama-sama berpikir jika Chairul Anwar, walaupun dia dikenal sebagai pengarang, sebenarnya dia adalah penterjemah. Beberapa puisi yang terkenal adalah gubahan dari beberapa puisi ber-bahasa Belanda. Tapi tetap percaya jika Chairul Anwar adalah seorang seniman romantis. Jika Gie kuat berjam-jam duduk di depan mesin ketik milik Ayahnya, aku juga suka berkutat bersama laptopku menulis semuanya, tentang perubahan, tentang masa depan, bahkan tentang cinta. Kami berdua juga sama-sama hobi membaca terutama buku-buku tentang sejarah, biografi, sastra dan filsafat, atau sesekali buku tentang politik. Dan yang paling penting adalah kami sama-sama suka menulis puisi. Dan aku masih menyimpan puisi yang ditulis Gie saat itu.

Sebuah Tanya

“akhirnya semua akan tiba
pada suatu hari yang biasa
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
apakah kau masih berbicara selembut dahulu?
memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
sambil membenarkan letak leher kemejaku”


(kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah mendala wangi
kau dan aku tegak berdiri, melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin)


“apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
ketika ku dekap kau, dekaplah lebih mesra, lebih dekat”


(lampu-lampu berkelipan di jakarta yang sepi, kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya. kau dan aku berbicara. tanpa kata, tanpa suara ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita)

“apakah kau masih akan berkata, kudengar derap jantungmu. kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta?”


(haripun menjadi malam, kulihat semuanya menjadi muram. wajah2 yang tidak kita kenal berbicara dalam bahasa yang tidak kita mengerti. seperti kabut pagi itu)

“manisku, aku akan jalan terus
membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan
bersama hidup yang begitu biru”




Bukankah Gie mahasiswa yang romantis. Banyak mahasiswa perempuan yang jauh cinta padanya, namun aku tak pernah tahu siapa kekasihnya. Hanya saja aku tahu dia mempunyai sahabat -yang aku kira Gie jatuh cinta pada sahabatnya, hanya saja dia tidak mau mengakuinya atas nama persahabatan-. Dan di luar dugaan, nama sahabat Gie adalah Ira. Nama yang sama denganku. Bahkan aku selalu mengkhayal, apakah aku adalah Ira sahabat dari seorang Gie? khayalan tingkat tinggi dari sebuah kekaguman yang sangat beralasan.

Gie dan aku mungkin banyak kesamaan. Tapi dia jauh lebih hebat dari semua mahasiswa yang aku kenal. Karena Gie....adalah Soe Hok Gie. Inspirasi dari semua mahasiswa yang mengagungkan kata perubahan!. Dii era demontrasi tahun 66, Gie sempat kecewa dengan sikap temen-temen seangkatannya yang menkritik dan mengutuk para pejabat pemerintah, kemudian selepas mereka lulus mereka berubah berpihak dan lupa dengan visi dan misi perjuangan angkatan 66. Gie memang bersikap oposisif dan sulit untuk diajak kompromi dengan oposisinya.

Soe Hok Gie!! adalah aktivis Indonesia kelahiran 17 Desember 1942. Dia adalah anak ke empat dari lima bersaudara keluarga Soe Lie Piet atau Salam Sutrawan. Gie adalah adik dari Arief Budiman atau Soe Hok Djin, dosen Universitas Satya Wacana yang terkenal sangat vokal dan sekarang berdomisili di Australia. Nama Soe Hok Gie adalah dialek Hokkian dari nama Su Fu-yi dalam Bahasa Mandarin. Leluhur Soe Hok Gie sendiri berasal dari Provinsi Hainan, Republik Rakyat Cina.Tapi jika ada yang mengatakan Soe Hok Gie adalah Cina aku akan menentang secara keras. Gie bukan cina!!!! tapi Gie adalah orang Indonesia keturunan Tionghoa.

Gie tinggal di daerah Kebon Jeruk. Setelah menamatkan pendidikan SMA di Kolese Kanisius, dia melanjytkan kuliah di Fakultas Sastra Universitas Indonesia (jika ada yang bertanya kenapa sejarah masuk dalam fakultas sastra, jawabanya adalah karena sastra dan sejarah adalah bagian dari Ilmu Humaniora). Gie adalah anak muda yang mempunyai pendirian teguh dan rajin mendokumentasikan perjalanan hidupnya dalam buku harian, yang kelak kemudian diterbitkan dengan judul Catatan Seorang Demonstran (1983). Gie juga dikenal sebagai penulis produktif dibeberapa koran, antara lain Kompas, Harian Kami, Sinar Harapan, Mahsiswa Indonesia. Gie juga sempat terdaftar sebagai staf redaksi Mahasiswa Indonesia sebuah koran mingguan yang diterbitkan oleh mahasiswa angkatan 66 Bandung untuk mengkritik pemerintahan Orde Lama. 35 karya artikelnya selama rentang waktu 3 tahun Orde Baru sudah dibukukan dan diterbtkan dengan judul Zaman Peralihan (1995). Skripsi sarjana mudanya perihal Sarekat Islam Semarang juga telah diterbitkan dengan judul Di Bawah Lentera Merah (1990). Sebelumnya, skripsi S1 nya tentang pemberontakan PKI di Madiun juga sidah di bukukan dengan judul Orang-orang di Persimpangan Kiri Jalan (1997). Tahun 1968 Gie sempat berkunjung ke Amerika dan Australia, dan piringan hitam favoritnya Joan Baez disita di bandara Sydney karena dianggap anti-war dan komunis. Tahun 1969 Gie lulus dan meneruskan menjadi dosen di almamaternya. Dan jika kau menyadarinya, buku-buku pemikiran yang ditulis Gie baru diterbitkan pada masa-masa peralihan antara Orde baru dan reformasi. Ah...entahlah apa mungkin ada yang merasa tidak nyaman dengan tulisan Gie? seperti dalam catatanya

Potonglah kaki tangan seseorang lalu masukkan di tempat 2 x 3 meter dan berilah kebebasan padanya. Inilah kemerdekaan pers di Indonesia.

Gie.....akhirnya menjadi inspirasi bagi para sineas muda yang mengangkat kisahnya di layar putih. Mira Lesmana dan Riri Reza benar-benar membutuhkan waktu 3 tahun untuk mengaplikasikannya dalam bnetuk visual. Dan aku semakin jatuh cinta pada Gie!! bukan karena pemerannya Nicolas Saputra atau karena sahabat sekaligus kekasihnya bernama Ira sama dengan namaku. Tapi karena perjuanganya yang benar-benar tulus. Soe Hok Gie bertolak dari sesuatu yang sekuler sifatnya, menuju titik membangun masyarakat baru yang bermoral, terbuka dan manusiawi. Walaupun mungkin ada yang protes dan merasa terganggu dengan cara Gie berjalan dalam film , dan sempat mengatakan itu bukan cara jalan seorang pendaki gunung. Dan juga bukan gaya jalan Nicolas Saputra. Tapi itulah Gie. Menurut sahabat-sahabatnya, Gie memang mempunyai cara berrjalan yang unik dan berbeda!

Soe Hok Gie menyikapi cara menghadapi rezim yang berkuasa sangat tegas sesuai dengan perjalanan intelektualnya dan pengalaman pribadi dan politiknya, terbukti ketika untuk pertama kalinya dia bertemu langsung dengan Soekarno (inpersona), “kesanku hanya satu, aku tidak bisa percaya dia sebagai pemimpin Negara karena dia begitu immoral”,. Dengan prinsif causa efficiens untuk meruntuhkan kekuasaan Gie tidak pernah ragu-ragu untuk mengambil jalur kekuasaan untuk mewujudkan keinginan anti kekuasan!. dia merumuskan untuk memecahkan dilemanya tentang kekuasaan itu dengan benar-benar melibatkan dirinya ke dalam suatu pergerakan bawah tanah yang sampai sekarang tidak banyak di ketahui orang. Namun di hati kecilnya, Gie adalah pengagum Sukarno sebagai seseorang yang membawa perubahan.

"Kita memang mempunyai ayah, tapi tidak selamnya ayah menentukan, memutuskan dan memaksakan jalan hidup dari anak-anaknya" kata Gie tentang Sukarno.

Sayangnya Gie tidak abadi. Dia meninggal dengan usia yang cukup muda. 27 tahun

Semeru 16 Desember 1969





Suasana sore hari bergerimis hujan dan kabut tebal, tanggal 16 Desember 1969 di Gunung Semeru. Seusai berdoa dan menyaksikan letupan Kawah Jonggring Seloko di Puncak Mahameru (puncaknya Gunung Semeru) serta semburan uap hitam yang mengembus membentuk tiang awan, beberapa anggota tim terseok-seok gontai menuruni dataran terbuka penuh pasir bebatuan, mereka menutup hidung, mencegah bau belerang yang makin menusuk hidung dan paru-paru. Di depan kelihatan Gie sedang termenung dengan gaya khasnya, duduk dengan lutut kaki terlipat ke dada dan tangan menopang dagu, di tubir kecil sungai kering. Tides dan Wiwiek turun duluan.Dengan tertawa kecil, Gie menitipkan batu dan daun cemara. Katanya, “Simpan dan berikan kepada kepada ‘kawan-kawan’ batu berasal dari tanah tertinggi di Jawa. Juga hadiahkan daun cemara dari puncak gunung tertinggi di Jawa ini pada cewek-cewek FSUI.” Begitu kira-kira kata-kata terakhirnya, sebelum turun ke perkemahan darurat dekat batas hutan pinus atau situs recopodo (arca purbakala kecil sekitar 400-an meter di bawah Puncak Mahameru).
Di perkemahan darurat yang cuma beratapkan dua lembar ponco (jas hujan tentara), bersama Tides, Wiwiek dan Maman, mereka menunggu datangnya Herman, Freddy, Gie, dan Idhan.
Hari makin sore, hujan mulai tipis dan lamat-lamat kelihatan beberapa puncak gunung lainnya. Namun secara berkala, letupan di Jonggringseloko tetap terdengar jelas.
Menjelang senja, tiba-tiba batu kecil berguguran. Freddy muncul sambil memerosotkan tubuhnya yang jangkung. “Gie dan Idhan kecelakaan!” katanya. Tak jelas apakah waktu itu Freddy bilang soal terkena uap racun, atau patah tulang. Mulai panik, mereka berjalan tertatih-tatih ke arah puncak sambil meneriakkan nama Herman, Gie, dan Idhan berkali-kali.
Beberapa saat kemudian, Herman datang sambil mengempaskan diri ke tenda darurat. Dia melapor kepada Tides, kalau Gie dan Idhan sudah meninggal! Kami semua bingung, tak tahu harus berbuat apa, kecuali berharap semoga laporan Herman itu ngaco. Tides sebagai anggota tertua, segera mengatur rencana penyelamatan.
Menjelang maghrib, Tides bersama Wiwiek segera turun gunung, menuju perkemahan pusat di tepian (danau) Ranu Pane, setelah membekali diri dengan dua bungkus mi kering, dua kerat coklat, sepotong kue kacang hijau, dan satu wadah air minum. Tides meminta beberapa rekannya untuk menjaga kesehatan Maman yang masih shock, karena tergelincir dan jatuh berguling ke jurang kecil.
“Cek lagi keadaan Gie dan Idhan yang sebenarnya,” begitu ucap Tides sambil pamit di sore hari yang mulai gelap. Selanjutnya, mereka berempat tidur sekenanya, sambil menahan rembesan udara berhawa dingin, serta tamparan angin yang nyaris membekukan sendi tulang.
Baru keesokan paginya, 17 Desember 1969, mereka yakin kalau Gie dan Idhan sungguh sudah tiada, di tanah tertinggi di Pulau Jawa.Mereka jumpai jasad keduanya sudah kaku. Semalam suntuk mereka lelap berkasur pasir dan batu kecil Gunung Semeru. Badannya yang dingin, sudah semalaman rebah berselimut kabut malam dan halimun pagi. Mata Gie dan Idhan terkatup kencang serapat katupan bibir birunya. Mereka semua diam dan sedih. Gie....meningal dalam pelukan sahabatnya Herman Lantang.
Jenasah Gie kemudian di semayamkan di rumah Lurah sebuah desa di kaki Gunung Semeru. Menurut catatan adik Gie, Arif Budiman, Jenasah Gie dibungkus oleh plastik dan kedua ujungnya diikat tali digantungkan pada kayu yang panjang. Kulitnya kuning memucat dengan mata terpejam dan tampak tenang. Jenasahnya di mandikan di Rumah Sakit Malang. Semuanya merasa kehilangan, bahkan Sang Pembuat Peti Mati pun menangisi Gie yang hanya dikenalnya lewat tulisan.


Jenasah Gie di bawa ke Jakarta dengan pesawat Antonov milik AURI yang mendarat di Malang dan sedang berpatroli rutin di Laut Selatan Jawa. Dan pesawat itu diperintahkan langsung oleh Menteri Perhubungan yang saat itu di pimpin oleh Frans Seda. Bahkan saat jenasah masuk ke pesawat, seluruh awak kabin memberi penghormatan militer. Mereka kenal Gie dari tulisannya. Ketidakadilan bisa merajalela, tapi bagi seorang yang secara jujur dan berani berusaha melawan semua ini, dia akan mendapat dukungan tanpa suara dari banyak orang. Mereka memang tidak berani membuka mulutnya, karena kekuasaan membungkamkannya. Tapi kekuasaan tidak bisa menghilangkan dukungan dukungan itu sendiri, karena betapa kuat pun kekuasaan, seseorang tetap masih memiliki kemerdekaan untuk berkata “Ya” atau “Tidak”, meskipun Cuma di dalam hatinya.


Jenasah Gie kemudian di makamkan di daerah Menteng Pulo. Namun pada 24 Desember 1969, jenasahnya di pindahkan di Perkuburan Kober tanah Abang agar dekat dengan kediaman ibunya. Namuan walaupun telah meinggal, Gie masih tetap berkorban. Tempat peristirahatannya harus di gusur karena proyek pembangunan prasasti. Keluarga dan kawan-kawannya kemudian memutuskan menumuk sisa-sisa tulang belulang Gie dan serbuknya di tebar di antara bunga-bunga Edelwiss di lembah Mandalawangi Puncak Pangrango. Di tempat itu, Gie biasa merenung seperti patung.


Aku sengaja memaksakan diri untuk menulis catatan ini,saat masih belum bisa bersahabat dengan kesehatanku hanya karena kekagumanku pada Gie!!! Dan sejak aku mengenal Gie aku selalu membaptiskan diri bahwa Bulan Desember adalah bulan milik Gie!! dan aku kembali merefleksi diri. Mengulang kembali cerita tentang Gie yang sudah aku hapal di luar kepalaku. Dan di setiap bulan Desember aku merasa Gie merasa lahir kembali. Walaupun aku sekarang bukan lagi seorang aktivis yang berteraik-teriak menyauarakn keadilan menggunakan TOA di pinggirjalan atau berdiskusi berjam-jam hingga dini hari untuk mencari jalan keluar bagi negaraku yang ku rasa hampir hancur. Namun semangat Gie ini masih tetap ada. .....dan kelak Kisah Gie ini akan mejadi dongeng pengantar tidur bagi anak-anaku. Agar mereka dapat menghargai betapa sulitnya untuk menegakkan kata KEADILAN!!!!



 "orang-orang seperti kita tidak pantas mati di tempat tidur"


catatan ini aku persembahkan pada Gie dan Idhan Lubis serta bulan Desember yang penuh kisah
dan rekan-rekan aktivis yang pernah mengiringi langkahku untuk menyuarakan keadilan
Gie....kau tak pernah sendiri 



Rabu, 27 Februari 2013

Catatan Tentang Seorang Ayah


Kali ini sedang terlintas di benakku tentang seorang ayah. Sosok ayah muncul setelah beberapa waktu belakangan ini aku mengamati banyak hal tentang perilaku, tugas dan tanggung jawab seorang ayah, ditambah juga pengamatan terhadap sosok tersebut ketika muda hingga memasuki masa senjanya.
Ayahku adalah seseorang yang bekerja sebagai anggota Kepolisian di wilayah hukum Jawa Tengah. Beliau mengabdikan dirinya selama kurang lebih 30 tahun sampai tiba masa pensiun. Ingatanku tentang ayah mencatat bahwa beliau adalah sosok yang tegas, keras dan disiplin dalam mendidik putra-putrinya.
Di masa kecil dulu (prasekolah) beliau memberi ruang bagi putra-putrinya untuk bermain, meski tetap mengutamakan kedisiplinan, terutama dalam hal waktu mandi, waktu makan dan membereskan mainan setelah selesai digunakan. Memasuki usia sekolah, aku kembali merasakan didikan yang penuh kedisiplinan, ditambahkan satu agenda belajar rutin yang harus kami jalani dari pukul 19.00 - 21.00, setiap hari di luar akhir pekan. Dibantu ibu, ayah mengisi kegiatan putra-putrinya dengan kegiatan olahraga rutin seperti berenang di setiap hari minggu pagi atau badminton di hari minggu siang. Sampai dengan akhir sekolah dasar, aku melihat sosok ayah sebagai orang yang sangat aku segani. Bahkan hanya untuk sekadar menatap matanya saja aku tak berani.
Memasuki sekolah menengah, sosok ayah yang ‘kutakuti’ perlahan-lahan mulai berubah. Di masa remajaku ini ayah berubah menjadi teman yang mau mendengarkan cerita-ceritaku. Bahkan pada masa itu aku pun mulai berani untuk menampilkan pilihan sikap yang aku ambil seputar sekolah atau pun hubungan dengan teman-temanku. Walau demikian bukan berarti ayah tidak pernah marah sama sekali. Untuk beberapa kesalahan ‘besar’ yang pernah kulakukan di masa itu beliau pernah marah besar luar biasa.
Keluarga kami bukanlah keluarga yang berada, namun yang aku rasakan selama ini adalah aku tidak pernah merasa kekurangan. Ini tentu berkat perjuangan ayah yang selalu berusaha memenuhi seluruh kebutuhan kami. Satu hal yang selalu aku ingat, beliau pernah bilang “Papa mungkin nggak bisa membelikan kamu mainan yang bagus dan mahal, tapi kalau untuk keperluan sekolah, kamu tinggal bilang ke Papa, Insya Allah Papa akan upayakan”. Subhanallah… bangga rasanya punya ayah yang memiliki sikap seperti itu.
 Setelah merampungkan studi di sekolah menengah atas. Aku bersiap memasuki jenjang perguruan tinggi. Alhamdulillah aku diterima di perguruan tinggi swasta,  Setelah melalui diskusi panjang untuk memperoleh pertimbangan yang matang, akhirnya aku putuskan untuk melanjutkan studi di fakultas hukum. Di tengah masa studi di perguruan tinggi, Suatu ketika pada masa itu ayah menyerahkan sepucuk surat kepadaku. Surat itu beliau tulis dengan tangan, tulisan beliau sangat rapi dan indah bagai lukisan. Surat itu berisikan tentang kisah perjalanan keluarga kami dari awal hingga saat itu.
Tak terasa air mataku meleleh ketika aku selesai membacanya, aku terharu, menangis dan segera kupeluk ayah sambil meminta maaf kepada beliau atas segala kenakalan-kenakalan yang selama ini aku perbuat.
                                   Papi,mas arif, dek ira, penulis dan mami, 29 September 2011.

Perjuangan ayah untuk keluarga sungguh luar biasa. Beliau rela pergi jauh dari orang tuanya dengan sebuah visi ingin membangun sebuah keluarga yang mandiri. Berbekal satu buah koper pakaian dan satu set cangkir hadiah pernikahan beliau memulai sebuah hidup baru. Tinggal di kamar kos, mengontrak rumah, hingga akhirnya memiliki sebuah rumah sendiri berhasil beliau wujudkan. Sekali lagi aku terharu dan merasa sangat bangga memiliki ayah seperti beliau.

Kini ayahku sedang menikmati masa tuanya di kota kelahiranku Semarang, di kota dimana beliau memutuskan untuk memulai kehidupan barunya dulu. Satu hal yang sangat beliau rindukan adalah masa dimana beliau bisa berkumpul dengan anak-cucunya. Memangku, menggendong cucu, mendengar celotehannya, menuruti permintaan para cucu-cucunya.
Kelak peran sebagai ayah pun akan aku jalani. Namun tidak mudah untuk menjadi teladan yang baik, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh ayah kepadaku.
Ya Allah semoga kami termasuk anak yang sholeh dan berbakti kepada kedua orang tua kami. Aamiiin ya rabbal alamiiin…
Salam!

Senin, 25 Februari 2013

Sarjana Muda oleh: Iwan Fals

Berjalan seorang pria muda
Dengan jaket lusuh dipundaknya
Di sela bibir tampak mengering
Terselip s'batang rumput liar
Jelas menatap awan berarak  
Wajah murung s'makin terlihat  
Dengan langkah gontai tak terarah  
Keringat bercampur debu jalanan
Reff I :
Engkau sarjana muda  
Resah mencari kerja  
Mengandalkan ijasahmu  
Empat tahun lamanya  
Bergelut dengan buku  
'Tuk jaminan masa depan 
 Langkah kakimu terhenti 
 Di depan halaman sebuah jawaban
Termenung lesu engkau melangkah  
Dari pintu kantor yang di harapkan  
Tergiang kata tiada lowongan 
 Untuk kerja yang di dambakan
Tak peduli berusaha lagi  
Namun kata sama yang kau dapatkan 
 Jelas menatap awan berarak  
Wajah murung s'makin terlihat
Reff II :
Engkau sarjana muda 
 Resah mencari kerja  
Tak berguna ijasahmu  
Empat tahun lamanya  
Bergelut dengan buku
Sia-sia semuanya 
Setengah putus asa dia berucap "maaf ibu..."

Kamu......

Saat seorang pria mengatakan “saya merasa nyaman dengan mu, maukah kau menikah dengan ku” berarti dia siap bertanggungjawab akan masa depan si wanita
Saat seorang pria mengatakan “aku suka sama kamu, maukah kamu jadi pacar ku” berarti dia hanya mau bersenang-senang dengan si wanita dulu dan kemungkinan menikah masih kecil......
Ini kisahku kawan, 5/7/03 yupsss.... tanggal 5 Juli 2003 yg lampau tanggal jadian saya dan mantan terindah. Tanggal dimana awal masa indah bersamanya dulu......
Masa 6 tahun kami jalani bersama dari lulus SMP hingga di bangku kuliah....
Awal bertemu kami dikarenakan dikenalkan teman saya SMP Anang, yup.. saya dan dia memang beda SMP, saya mengenyam di SMP N 14 Semarang dan dia di SMP N 39 Semarang. Waktu awal bertemu kami sama-sama kelas 3 yang waktu itu selesai menempuh ujian akhir nasional.
Awal maen kerumahnya cing.....beuhh disambut senyum ramah dengan busana dia yg wow, berkaos dan memakai rok hitam mini (masih ingat betul saya) dengan wajah indonya, tak dinyana justru logat jawa medok yg saya dapat, yg kukira kudu pake bahasa indonesia baik dan benar dalam komunikasi. haha....
Berawal dari perkenalan itu, kami jalin komunikasi via telpon rumah (maklum HP jaman itu masih jarang cing). Saat itu wartel jadi basecamp langganan saya, lucu juga klo inget2, maklum tilpon rumah waktu itu dikunci nyokap biar ga membengkak tagihannya bulanan. 
Dari awal sering saya tilpon, kemudian saya sering maen kerumahnya. Ngajak dia jalan-jalan, hingga waktu pendaftaran SMA dibuka, kami disibukkan akan masa depan kami dalam menempuh studi lanjutan. Waktu itu niat saya hendak merapat ke STM Pembangunan yg notabene impian saya, karna lulusan dari situ banyak yg masuk di perusahaan bonafit. Namun di tengah jalan ada sekelebat pemikiran, jika saya merapat ke STM Pembangunan maka saya harus merelakan jauh dari dia. Hingga batas akhir pendaftaran belum ada titik temu merapat kemana, dia memutuskan masuk di SMA N 11 Semarang. Dan saya mengalami kegalauan ( bahasa kerennya sekarang cing), saya meminta saran dari keluarga dan pada akhirnya saya merapat di SMA N 11 Semarang juga.
                                                                                           foto kotak box
Kemudian dalam waktu menunggu pengumuman penerimaan siswa baru, hubungan kami semakin dekat. Dan kurang lebih sebulanan kami dekat, saya memberanikan perasaan saya ke dia. Masih ingat betul hari sabtu malam di teras rumahnya saya nyatakan perasaan, namun lucunya saya nyatakan via HPnya. Jadi pas lagi ngobrol saya pinjam HPnya, dan saya ketik format SMS "Mau ga km jadi pacarku?", dan HPnya saya serahkan ke dia......, dan dia merespon klo berani ngomong secara lisan. Dan saya tertegun malu, malu jika terdengar keluarganya cingg hehehe....
Dan 5 menit aku kumpulin keberanian untuk nyatakan secara lisan ke dia, yupp..... singkatnya saya nyatain dan dia menerimanya cinggg....... beuhhh perasaan saya seketika berbunga-bunga, senang rasanya.... dan tak disangka dia jujur dengan saya, sebenarnya dari awal ketemu dis juga tertarik dengan saya, malahan ada niat dia ingin nembak saya. Dikarenakan saya tidak lekas ungkapin perasaan, namun dia dilarang sama sobatnya sudah ditunggu saja jika saya bener-bener suka pasti ungkapin sendirinya. Ya pada intinya kami sama-sama tertarik dari awal ketemu.
Dan dari bagian kita bersama terlucu, esok hari setelah eksekusi perasaan malamnya. Dia dengan lugunya atau gimana lupa jika kita sudah jadian, pas saya telpon justru saya yg mengingatkan. Dan moment itu yg bakal menjadi kenangan terlucu kami cinggg....
Hari-hari berikutnya alhamdulillah tiba saat pengumuman penerimaan siswa baru di SMA N 11, deg2an dan apapun itu campur aduk. Nama kami cek di list papan di aula, dan sekian menit kami cari alhamdulillah cingg...... kami diterima. Betapa bertambah bahagianya kami saat itu, impian bersama-sama selalu terwujud. Mengenyam pendidikan di bangku SMA secara bersama- sama.
Kemudian, saat MOS ( Masa Orientasi Siswa ) dimana kami bakal siap-siap diplonco sama senior-senior. Awal masuk kami selalu bersama, hingga banyak senior cowok dan cewek iri dengan kami. Kok berani ya anak baru?, munkin itu dalam benaknya para senior. Masa MOS tidak ada tekanan yg terlalu menurutku, ga terlalu menakutkan di dalam benakku. Senior yg segan plonco saya apa mereka takut?, entalah mengingat badan saya yg bongsor hehe...
yuppsss MOS selesai dan welcome di keluarga besar SMA N 11 Semarang, kami beda kelas waktu itu saya di 1-8 dan dia di 1-6, saat itu saya menjabat ketua kelas di kelas dan dia menjadi sekretaris kelas. Hampir tiap jedah waktu di sekolahan kami habiskan bersama, hingga satu sekolahan mengenali kami sebagai pasangan yg serasi dan tak terpisahkan waktu itu cingg.
                                                                                           Ultahku yg ke_17
Hingga semester 2 nyokapnya dia dipanggil BK pas ambil raport, dan apa guys hasilnya. BK menanyakan akan kedekatan kami, dan dengan santainya nyokapnya dia menjawab tenang aja bu, namanya juga anak muda saya sudah tahu dan percaya pada mereka (saya dan dia). Seketika wajah bu BK kaget diluar perkiraannya, haha... lucu juga jika mendengar ceritanya dari mama susi (nyokapnya dia).
Hari-hari di sekolah kami nikmati dengan senang, belajar bersama sesekali mencari bahan tugas bersama-sama yg terkadang timbul perdebatan buku mana yg akan dijadikan referensi. (lucu guys jika mengingat klo uda saling ngambek). Ya itulah kita dengan kepolosan anak SMA jaman itu, terkadang belaga sok dewasa padahal terkadang sifat kanak-kanak yg  sering muncul malahan. hahaha.....
                                                                    Motor yg biasa kita pakai bersama
                                                                      study tour ke Bali jaman SMA at Kintamani
                                                              di pantai Kuta, Bali

                                                  Mantan Terindah
                                                                        oleh: Kahitna
mengapa engkau waktu itu putuskan cintaku 
dan saat ini engkau selalu ingin bertemu 
dan memulai jalin cinta
reff:mau dikatakan apa lagi 
kita tak akan pernah satu 
engkau di sana, aku di sini 
mesti hatiku memilihmu
andai aku bisa
 ingin aku memelukmu lagi 
di hati ini hanya engkau mantan terindah
 yang selalu ku rindukan
repeat reff
engkau meminta padaku
 untuk mengatakan bila ku berubah
 jangan pernah kau ragukan 
engkau kan selalu di langkahku
repeat reff
engkau di sini, aku di sini 
mesti hatiku memilihmu
yang tlah kau buat
 sungguhlah indah
 buat diriku susah lupa

Minggu, 24 Februari 2013

10 Kasus Hukum Unik di Indonesia

Hukum Indonesia bak kisah sinetron televisi. Panggung meja hijau menampilkan tangis, ketidakadilan, dan skenario-skenario dari orang yang tidak tersentuh hukum secara silih berganti.

Berikut 10 kasus yang menggoncang hukum Indonesia:
10 Kasus Hukum Unik di Indonesia
10 Kasus Hukum Unik di Indonesia

1. Kasus Nenek Minah

Pada 19 November 2009, nenek Minah (55) dihukum oleh PN Purwokerto selama 1 bulan 15 hari penjara dengan masa percobaan 3 bulan. Dia dinyatakan bersalah karena memetik 3 buah kakao di perkebunan milik PT Rumpun Sari Antan (RSA), Ajibarang, Banyumas. Selama persidangan dengan agenda putusan berlangsung penuh keharuan. Bahkan ketua majelis hakim, Muslih Bambang Luqmono SH, terlihat menangis saat membacakan vonis.



2. Kasus Susu Formula Berbakteri

Kasus bermula pada 15 Februari 2008 IPB memuat di website mereka tentang adanya susu yang tercemar bakteri itu Enterobacter Sakazakii. Namun, pemerintah tidak membuka nama-nama merek susu tersebut. Lantas, salah seorang masyarakat, David Tobing, menggugat pemerintah atas sikap diam tersebut. Pada 26 April 2010, Mahkamah Agung (MA) memerintahkan Menkes cs mengumumkan ke publik nama-nama merek susu formula berbakteri tersebut. Bukannya mematuhi perintah MA, Menkes cs selalu berkelit. Meski kasus ini juga telah masuk ke parleman, hingga saat ini Menkes cs tetap bungkam.

3. Kasus Mantri Desa Misran

Mantri desa, Misran, dipidana penjara 3 bulan oleh PN Tenggarong tahun 2009. Dia dihukum karena menolong orang tetapi dianggap salah karena bukan dokter. Putusan ini lalu dikuatkan oleh PT Samarinda, beberapa waktu setelah itu. Akibat putusan pengadilan ini, 8 mantri memohon keadilan ke MK karena merasa dikriminalisasikan oleh UU Kesehatan. Lantas, MK mengabulkan permohonan Misran pada 27 Juni 2011. Akibat dikabulkannya permohonan ini, maka mantri desa di seluruh Indonesia boleh melayani masyarakat layaknya dokter atau apoteker dalam kondisi darurat. MK menilai pasal 108 ayat (1) UU No 36/2009 bertentamgan dengan UUD 1945. Pasal yang tidak mempunyai kekuatan hukum yaitu sepanjang frase ” … harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai peraturan perundangan,”.

4. Kasus Hendarman Supandji

Hukum Tata Negara seakan mendapat gempa hebat ketika MK permohonan judicial review UU Kejaksaan No 16/2004 yang diajukan mantan Menteri Hukum dan HAM Yuzril Ihza Mahendra pada 22 September 2009 lalu. Sebab, baru kali ini seorang Jaksa Agung, sepanjang sejarah ketatanegaraan Indonesia, bisa terjungkal lewat kepiawaian seorang warga negara, Yusril. Lewat berbagai argumennya, Yusril bisa meyakinkan MK bahwa pengangkatan Hendarman illegal karena belum dilantik untuk masa periode kedua. MK memutuskan bahwa masa bhakti Jaksa Agung berakhir seiring habisnya masa jabatan Presiden.

5. Kasus Prita Mulyasari

Drama hukum Prita menjadi magnet semua pihak. Bahkan, seluruh calon presiden 2009 harus menyambangi Prita guna pencitraan kampanye. Pada 29 Desember 2009 silam, Majelis hakim PN Tangerang memutus bebas Prita Mulyasari dari tuntutan jaksa 6 bulan penjara. Alasan utama membebaskan Prita karena unsur dakwaan pencemaran nama baik tidak terbukti. Namun, MA membalikan semuanya. MA mengabulkan kasasi jaksa dan menyatakan Prita Mulyasari bersalah dalam kasus pencemaran nama baik RS Omni Alam Sutera, Tangerang. Prita divonis 6 bulan, tapi dengan masa percobaan selama 1 tahun. Kasus ini lalu dimintakan upaya hukum luar biasa Peninjauan Kembali (PK).

6. Kasus Reklamasi Pantai Jakarta

MA mengabulkan permohonan kasasi yang diajukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). Dalam putusan kasasi tersebut, Kepmen No 14/200, KLH menilai reklamasi dan revitalisasi Pantai Utara (Pantura) tidak sah secara hukum. Artinya, seluruh aktivitas reklamasi pantai utara Jakarta illegal. Mendapati putusan kasasi MA inim Pemprov DKI Jakarta bersama 6 perusahaan swasta yang melakukan reklamasi di Teluk Jakarta yaitu PT BME, PT THI, PT MKY, PT PJA, PT JP dan PT Pel II mengajukan perlawanan dengan mengajukan upaya hukum luar biasa PK. Anehnya, MA mengabulkan permohonan PK tersebut, bertolak belakang dengan putusan MA dalam kasasi.

7. Kasus Kriminalisasi Pemulung

PN Jakpus pada 3 Mei 2010 memvonis bebas Chairul Saleh seorang pemulung yang dituduh memiliki ganja seberat 1,6 gram. Pria 38 tahun ini dipaksa mengakui memiliki ganja oleh sejumlah oknum polisi ini. Orang nomor 1 di tubuh Polri waktu itu, Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri pun turun tangan untuk menindaklanjuti kasus dugaan rekayasa ini. Dia langsung menelpon Kapolda Metro Jaya Irjen Wahyono untuk meminta kepastian adanya rekayasa tersebut. Dalam sidang disiplin Propam Polres Jakpus menjatuhkan hukuman kepada 4 polisi yang terlibat dalam rekayasa kasus kepemilikan ganja terhadap pemulung Chairul Saleh ini. Kanit Narkoba Polsek Kemayoran Aiptu Suyanto didemosi sedangkan penyidik Brigadir Rusli ditunda kenaikan pangkatnya selama 1 tahun. Kemudian Aiptu Ahmad Riyanto ditunda kenaikan pangkat selama satu tahun, serta dimutasi secara demosi. Dan untuk Brigadir Dicky ditempatkan ke tempat khusus selama 7 hari.

8. Kasus iPad

Dua terdakwa kasus penjualan iPad Randy Lester Samusamu dan Dian Yudha Negara, divonis bebas PN Jakpus, 25 Oktober lalu. Keduanya didakwa jaksa menjual iPad tidak berbuku manual bahasa Indonesia dan tidak bersertifikat. Namun dakwaan jaksa ini ditolak majelis hakim. Namun, jaksa ngotot dan mengajukan kasasi ke MA. Kasus serupa masih bergulir di PN Jaksel dengan terdakwa Charlie Sianipar.

9. Kasus Citizen Lawsuit

Gugatan warga negara (citizen lawsuit/CLS) melawan pemerintah menjadi alternative politik ketika seluruh instrument tersumbat. Dengan CLS ini, maka warga negara dapat mengadu ke hakim untuk memerintahkan negara berbuat sesuatuSeperti yang dibuat PN Jakpus dengan menghukum para tergugat untuk segera membuat UU Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Hakim menilai para tergugat,yaitu Presiden RI, Ketua DPR, Wapres RI, Menko Kesra, Menko Perekonomian, Menkeu, Menkum HAM, Menkes, Mensos, Menakertrans dan Menhan telah melakukan perbuatan melawan hukum karena lalai tidak membuat UU BPJS.Sebelumnya, untuk pertama kali, putusan fenomenal gugatan CLS di buat PN Jakpus pada 2003 pada kasus penelantaran TKI Malaysia di Nunukan.  Namun terobosan hukum ini sempat vakum beberapa lama hingga muncul putusan CLS dalam kasus Ujian Nasional (UN) 2009 yang dimenangkan warga.

10. Kasus Kendaraan Parkir Hilang

Kini, masyarakat tidak perlu takut kehilangan kendarannya diparkiran. Kalau hilang, gugat pengelola parkir ke pengadilan. Sebab, salah satu hakim agung Andi Samsan Nganro memenangkan perkara mobil hilang di tempat parkir, saat dia menjadi hakim di PN Jakpus. "Klausul-klausul baku dalam karcis parkir adalah perjanjian yang berat sebelah alias sepihak. Perjanjian semacam itu adalah batal demi hukum," kata Andi dalam amar putusannya.

Simpati Kepada Sdr. Prita yang Dihukum Gara2 Memberikan Keluhan di Blognya


Hari in banyak teman-teman saya di facebook yang mengundang untuk mengikuti Cause yang memberikan dukungan kepada Ibu Prita, salah seorang pasien dari RS Omni yang katanya kena malpraktek tapi PN Tangerang malah membuat dirinya masuk penjara hanya gara-gara tulisan di blognya. Koq bisa?
Teman-teman blogger mengatakan bahwa hal ini karena UU ITE. Saya sebenarnya tidak tahu UU ITE bagian mana yang mengakibatkan orang yang sudah jadi korban koq bisa dituntut hukuman penjara. Membajak? Tidak. Merendahkan martabat orang lain? Kurasa juga tidak. Di blognya Bu Prita hanya mengeluh. Berikut saya kasih copy paste dari blognya.

RS Omni Dapatkan Pasien dari Hasil Lab Fiktif

Jakarta - Jangan sampai kejadian saya ini akan menimpa ke nyawa manusia lainnya. Terutama anak-anak, lansia, dan bayi. Bila anda berobat berhati-hatilah dengan kemewahan rumah sakit (RS) dan title international karena semakin mewah RS dan semakin pintar dokter maka semakin sering uji coba pasien, penjualan obat, dan suntikan.
Saya tidak mengatakan semua RS international seperti ini tapi saya mengalami kejadian ini di RS Omni International. Tepatnya tanggal 7 Agustus 2008 jam 20.30 WIB. Saya dengan kondisi panas tinggi dan pusing kepala datang ke RS OMNI Internasional dengan percaya bahwa RS tersebut berstandard International, yang tentunya pasti mempunyai ahli kedokteran dan manajemen yang bagus.
Saya diminta ke UGD dan mulai diperiksa suhu badan saya dan hasilnya 39 derajat. Setelah itu dilakukan pemeriksaan darah dan hasilnya adalah thrombosit saya 27.000 dengan kondisi normalnya adalah 200.000. Saya diinformasikan dan ditangani oleh dr Indah (umum) dan dinyatakan saya wajib rawat inap. dr I melakukan pemeriksaan lab ulang dengan sample darah saya yang sama dan hasilnya dinyatakan masih sama yaitu thrombosit 27.000.
dr I menanyakan dokter specialist mana yang akan saya gunakan. Tapi, saya meminta referensi darinya karena saya sama sekali buta dengan RS ini. Lalu referensi dr I adalah dr H. dr H memeriksa kondisi saya dan saya menanyakan saya sakit apa dan dijelaskan bahwa ini sudah positif demam berdarah.
Mulai malam itu saya diinfus dan diberi suntikan tanpa penjelasan atau izin pasien atau keluarga pasien suntikan tersebut untuk apa. Keesokan pagi, dr H visit saya dan menginformasikan bahwa ada revisi hasil lab semalam. Bukan 27.000 tapi 181.000 (hasil lab bisa dilakukan revisi?). Saya kaget tapi dr H terus memberikan instruksi ke suster perawat supaya diberikan berbagai macam suntikan yang saya tidak tahu dan tanpa izin pasien atau keluarga pasien.
Saya tanya kembali jadi saya sakit apa sebenarnya dan tetap masih sama dengan jawaban semalam bahwa saya kena demam berdarah. Saya sangat khawatir karena di rumah saya memiliki 2 anak yang masih batita. Jadi saya lebih memilih berpikir positif tentang RS dan dokter ini supaya saya cepat sembuh dan saya percaya saya ditangani oleh dokter profesional standard Internatonal.
Mulai Jumat terebut saya diberikan berbagai macam suntikan yang setiap suntik tidak ada keterangan apa pun dari suster perawat, dan setiap saya meminta keterangan tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Lebih terkesan suster hanya menjalankan perintah dokter dan pasien harus menerimanya. Satu boks lemari pasien penuh dengan infus dan suntikan disertai banyak ampul.
Tangan kiri saya mulai membengkak. Saya minta dihentikan infus dan suntikan dan minta ketemu dengan dr H. Namun, dokter tidak datang sampai saya dipindahkan ke ruangan. Lama kelamaan suhu badan saya makin naik kembali ke 39 derajat dan datang dokter pengganti yang saya juga tidak tahu dokter apa. Setelah dicek dokter tersebut hanya mengatakan akan menunggu dr H saja.
Esoknya dr H datang sore hari dengan hanya menjelaskan ke suster untuk memberikan obat berupa suntikan lagi. Saya tanyakan ke dokter tersebut saya sakit apa sebenarnya dan dijelaskan saya kena virus udara. Saya tanyakan berarti bukan kena demam berdarah. Tapi, dr H tetap menjelaskan bahwa demam berdarah tetap virus udara. Saya dipasangkan kembali infus sebelah kanan dan kembali diberikan suntikan yang sakit sekali.
Malamnya saya diberikan suntikan 2 ampul sekaligus dan saya terserang sesak napas selama 15 menit dan diberikan oxygen. Dokter jaga datang namun hanya berkata menunggu dr H saja.
Jadi malam itu saya masih dalam kondisi infus. Padahal tangan kanan saya pun mengalami pembengkakan seperti tangan kiri saya. Saya minta dengan paksa untuk diberhentikan infusnya dan menolak dilakukan suntikan dan obat-obatan.
Esoknya saya dan keluarga menuntut dr H untuk ketemu dengan kami. Namun, janji selalu diulur-ulur dan baru datang malam hari. Suami dan kakak-kakak saya menuntut penjelasan dr H mengenai sakit saya, suntikan, hasil lab awal yang 27.000 menjadi revisi 181.000 dan serangan sesak napas yang dalam riwayat hidup saya belum pernah terjadi. Kondisi saya makin parah dengan membengkaknya leher kiri dan mata kiri.
dr H tidak memberikan penjelasan dengan memuaskan. Dokter tersebut malah mulai memberikan instruksi ke suster untuk diberikan obat-obatan kembali dan menyuruh tidak digunakan infus kembali. Kami berdebat mengenai kondisi saya dan meminta dr H bertanggung jawab mengenai ini dari hasil lab yang pertama yang seharusnya saya bisa rawat jalan saja. dr H menyalahkan bagian lab dan tidak bisa memberikan keterangan yang memuaskan.
Keesokannya kondisi saya makin parah dengan leher kanan saya juga mulai membengkak dan panas kembali menjadi 39 derajat. Namun, saya tetap tidak mau dirawat di RS ini lagi dan mau pindah ke RS lain. Tapi, saya membutuhkan data medis yang lengkap dan lagi-lagi saya dipermainkan dengan diberikan data medis yang fiktif.
Dalam catatan medis diberikan keterangan bahwa bab (buang air besar) saya lancar padahal itu kesulitan saya semenjak dirawat di RS ini tapi tidak ada follow up-nya sama sekali. Lalu hasil lab yang diberikan adalah hasil thrombosit saya yang 181.000 bukan 27.000.
Saya ngotot untuk diberikan data medis hasil lab 27.000 namun sangat dikagetkan bahwa hasil lab 27.000 tersebut tidak dicetak dan yang tercetak adalah 181.000. Kepala lab saat itu adalah dr M dan setelah saya komplain dan marah-marah dokter tersebut mengatakan bahwa catatan hasil lab 27.000 tersebut ada di Manajemen Omni. Maka saya desak untuk bertemu langsung dengan Manajemen yang memegang hasil lab tersebut.
Saya mengajukan komplain tertulis ke Manajemen Omni dan diterima oleh Og(Customer Service Coordinator) dan saya minta tanda terima. Dalam tanda terima tersebut hanya ditulis saran bukan komplain. Saya benar-benar dipermainkan oleh Manajemen Omni dengan staff Og yang tidak ada service-nya sama sekali ke customer melainkan seperti mencemooh tindakan saya meminta tanda terima pengajuan komplain tertulis.
Dalam kondisi sakit saya dan suami saya ketemu dengan Manajemen. Atas nama Og (Customer Service Coordinator) dan dr G (Customer Service Manager) dan diminta memberikan keterangan kembali mengenai kejadian yang terjadi dengan saya.
Saya benar-benar habis kesabaran dan saya hanya meminta surat pernyataan dari lab RS ini mengenai hasil lab awal saya adalah 27.000 bukan 181.000. Makanya saya diwajibkan masuk ke RS ini padahal dengan kondisi thrombosit 181.000 saya masih bisa rawat jalan.
Tanggapan dr G yang katanya adalah penanggung jawab masalah komplain saya ini tidak profesional sama sekali. Tidak menanggapi komplain dengan baik. Dia mengelak bahwa lab telah memberikan hasil lab 27.000 sesuai dr M informasikan ke saya. Saya minta duduk bareng antara lab, Manajemen, dan dr H. Namun, tidak bisa dilakukan dengan alasan akan dirundingkan ke atas (Manajemen) dan berjanji akan memberikan surat tersebut jam 4 sore.
Setelah itu saya ke RS lain dan masuk ke perawatan dalam kondisi saya dimasukkan dalam ruangan isolasi karena virus saya ini menular. Menurut analisa ini adalah sakitnya anak-anak yaitu sakit gondongan namun sudah parah karena sudah membengkak. Kalau kena orang dewasa laki-laki bisa terjadi impoten dan perempuan ke pankreas dan kista.
Saya lemas mendengarnya dan benar-benar marah dengan RS Omni yang telah membohongi saya dengan analisa sakit demam berdarah dan sudah diberikan suntikan macam-macam dengan dosis tinggi sehingga mengalami sesak napas. Saya tanyakan mengenai suntikan tersebut ke RS yang baru ini dan memang saya tidak kuat dengan suntikan dosis tinggi sehingga terjadi sesak napas.
Suami saya datang kembali ke RS Omni menagih surat hasil lab 27.000 tersebut namun malah dihadapkan ke perundingan yang tidak jelas dan meminta diberikan waktu besok pagi datang langsung ke rumah saya. Keesokan paginya saya tunggu kabar orang rumah sampai jam 12 siang belum ada orang yang datang dari Omni memberikan surat tersebut.
Saya telepon dr G sebagai penanggung jawab kompain dan diberikan keterangan bahwa kurirnya baru mau jalan ke rumah saya. Namun, sampai jam 4 sore saya tunggu dan ternyata belum ada juga yang datang ke rumah saya. Kembali saya telepon dr G dan dia mengatakan bahwa sudah dikirim dan ada tanda terima atas nama Rukiah.
Ini benar-benar kebohongan RS yang keterlaluan sekali. Di rumah saya tidak ada nama Rukiah. Saya minta disebutkan alamat jelas saya dan mencari datanya sulit sekali dan membutuhkan waktu yang lama. LOgkanya dalam tanda terima tentunya ada alamat jelas surat tertujunya ke mana kan? Makanya saya sebut Manajemen Omni pembohon besar semua. Hati-hati dengan permainan mereka yang mempermainkan nyawa orang.
Terutama dr G dan Og, tidak ada sopan santun dan etika mengenai pelayanan customer, tidak sesuai dengan standard international yang RS ini cantum.
Saya bilang ke dr G, akan datang ke Omni untuk mengambil surat tersebut dan ketika suami saya datang ke Omni hanya dititipkan ke resepsionis saja dan pas dibaca isi suratnya sungguh membuat sakit hati kami.
Pihak manajemen hanya menyebutkan mohon maaf atas ketidaknyamanan kami dan tidak disebutkan mengenai kesalahan lab awal yang menyebutkan 27.000 dan dilakukan revisi 181.000 dan diberikan suntikan yang mengakibatkan kondisi kesehatan makin memburuk dari sebelum masuk ke RS Omni.
Kenapa saya dan suami saya ngotot dengan surat tersebut? Karena saya ingin tahu bahwa sebenarnya hasil lab 27.000 itu benar ada atau fiktif saja supaya RS Omni mendapatkan pasien rawat inap.
Dan setelah beberapa kali kami ditipu dengan janji maka sebenarnya adalah hasil lab saya 27.000 adalah fiktif dan yang sebenarnya saya tidak perlu rawat inap dan tidak perlu ada suntikan dan sesak napas dan kesehatan saya tidak makin parah karena bisa langsung tertangani dengan baik.
Saya dirugikan secara kesehatan. Mungkin dikarenakan biaya RS ini dengan asuransi makanya RS ini seenaknya mengambil limit asuransi saya semaksimal mungkin. Tapi, RS ini tidak memperdulikan efek dari keserakahan ini.
Sdr Og menyarankan saya bertemu dengan direktur operasional RS Omni (dr B). Namun, saya dan suami saya sudah terlalu lelah mengikuti permainan kebohongan mereka dengan kondisi saya masih sakit dan dirawat di RS lain.
Syukur Alhamdulilah saya mulai membaik namun ada kondisi mata saya yang selaput atasnya robek dan terkena virus sehingga penglihatan saya tidak jelas dan apabila terkena sinar saya tidak tahan dan ini membutuhkan waktu yang cukup untuk menyembuhkan.
Setiap kehidupan manusia pasti ada jalan hidup dan nasibnya masing-masing. Benar. Tapi, apabila nyawa manusia dipermainkan oleh sebuah RS yang dipercaya untuk menyembuhkan malah mempermainkan sungguh mengecewakan.
Semoga Allah memberikan hati nurani ke Manajemen dan dokter RS Omni supaya diingatkan kembali bahwa mereka juga punya keluarga, anak, orang tua yang tentunya suatu saat juga sakit dan membutuhkan medis. Mudah-mudahan tidak terjadi seperti yang saya alami di RS Omni ini.
Saya sangat mengharapkan mudah-mudahan salah satu pembaca adalah karyawan atau dokter atau Manajemen RS Omni. Tolong sampaikan ke dr G, dr H, dr M, dan Og bahwa jangan sampai pekerjaan mulia kalian sia-sia hanya demi perusahaan Anda. Saya informasikan juga dr H praktek di RSCM juga. Saya tidak mengatakan RSCM buruk tapi lebih hati-hati dengan perawatan medis dari dokter ini.
Salam,
Prita Mulyasari
Alam Sutera
prita.mulyasari@yahoo.com
081513100600
Hanya segitu saja koq bisa dipenjara. Bebas dong, orang mau berekspresi di blog mereka sendiri. Ternyata dengan adanya tulisan itu seseorang akan bisa dipenjara. Dia padahal cuman curhat saja di blognya. Dan memberikan informasi mengenai dirinya. Lha kalau itu adlaah fakta, lantas kenapa juga majelis hakim koq berbuat tidak adil? Disogok? KPK harus turun tangan nih!!
Salah satu teman saya yang bernama Fahmi juga pernah mengeluh di blognya. Dan hasilnya, keluhannya dibaca oleh petugas toko sepatu dan hasilnya, dia mendapat ganti rugi. Ini baru bagus. Rumah sakit yang sepertinya tidak mau kehilangan citranya. Tapi apa gunanya kalau mengorbankan pasien? Dokternya saya yakin dokternya lulus dengan sogokan. Mendiagnosa penyakit saja bisa salah besar seperti itu. Sampai terjadi malpraktek. Saya memang tidak tahu tentang hal medis, tapi melihat tulisan yang diutarakan Sdr. Prita di blognya, dan juga kondisinya yang tidak baik setelah menjalani perawatan. Maka saya sudah yakin 100% dokter yang menanganinya adalah dokter gadungan. Sebenarnya banyak juga sih RS yang seperti ini, tidak mau citra yang dibawanya rusak. Tapi kalau mengorbankan nyawa orang maka dokter-dokter seperti itu harus ditindak.
Di beberapa tahun lalu sebelum saya pakai blog ini juga saya pernah menulis RS yang lebih memilih orang kaya untuk ditangani daripada memilih orang miskin. Dan itu sebenarnya juga terjadi pada saya. Dokter lebih sigap menangani kamar VIP daripada menangani orang yang berada di kamar kelas 3. Dan di beberapa kasus tertentu, ketika ada pasien di kelas 3 membutuhkan donor darah, maka ia akan harus menunggu sampai pasien yang berada di kamar VIP mendapatkan darah baru sisanya diberikan ke pasien kelas 3.
Buka mata, ini nyata hanya di Indonesia.


CIRI CIRI WANITA SOLEHA/ CALON ISTRI YANG BAIK


CORETAN CINTA , CORETAN KEHIDUPAN

Seperti apakah ciri ciri wanita solehah atau wanita yang baik untuk calon istri?
Ada pepatah bijak mengatakan jika wanita adalah perhiasan dunia yang paling baik, maka jangan salah pilih dalam mencari pasangan hidup.
Tanda-tanda cewek solehah tentu saja menjadi dambaan semua kaum adam, jika kamu sedang mencari calon pendamping maka sebaiknya mempertimbangkan untuk mencari wanita yang sesuai dan pas dijadikan sebagai teman hidup.
Dimanapun jodoh itu dipertemukan, maka tidak menjadi masalah karena jodoh sudah ada yang menentukan. Namun sebaiknya kita tahu apa saja ciri-ciri wanita yang baik sebagai pasangan hidup, antara tips memilih cewek yang baik adalah dia taat kepada Allah serta Rasulallah, juga taat kepada suami.
Wanita solehah taat kepada Allah dan Rasulallah, maksudnya bagaimana?
Maksudnya seorang wanita itu cinta kepada Allah S.W.T. dan Rasulullah S.A.W. melebihi dari segala-galanya. Dia juga wajib menutup aurat, serta tidak berperilaku layaknya wanita jahiliah.
Wanita solehah juga akan bersedekah meskipun kondisinya sedang susah atau senang, tidak berkhalwat dengan pria dewasa, serta memiliki sifat baik kepada sesama tetangga.
Wanita solehah taat kepada suami, maksudnya bagaimana?
maksud dari wanita solehah selalu menaati suami yaitu dia akan selalu menjaga kehormatan suaminya, selalu menyenangkan suami, serta menjaga kewajibannya terhadap suami.
Wanita solehah akan selalu menjaga kehormatan diri dan suaminya saat suami tidak ada dirumah, juga tidak akan berbicara bernada tinggi melebihi suami. Serta selalu mempertahankan rumahtangganya demi suami dan kepentingan bersama.
Itulah diantara beberapa ciri wanita solehah, jika kalian menjumpai tanda- tanda cewek atau wanita seperti diatas, maka berbahagialah karena dia merupakan calon pendamping hidup yang tepat.

 by Darkem on 04:29 PM, 08-Oct-12