"Perempuan sekarang ini sudah mempunyai pola pikir yang maju, dan tak
heran mereka bisa mendapatkan posisi jabatan yang cukup tinggi dan
berpengaruh di tempat kerjanya," ungkap desainer kebaya Anne Avantie
kepadaKompas Female, saat peluncuran buku Damai Negeriku di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Rabu (18/4/2012) lalu.
Diakui Anne, sebenarnya hal ini sangatlah positif karena memberi nilai
plus pada seorang perempuan. Sayangnya, kesempatan untuk bisa berkarier
dan dengan alasan emansipasi membuat banyak perempuan secara tidak sadar
kehilangan "pekerjaan" utamanya sebagai seorang perempuan sejati, yaitu
menjadi seorang ibu. Kesempatan untuk berkarier sebebas dan
setinggi-tingginya membuat para perempuan terlalu terfokus untuk
mengejar karier dan jabatan mereka, sehingga sedikit melupakan keluarga.
"Motivasi untuk persamaan hak dan emansipasi ini memang sangat
digembar-gemborkan, namun sedikit sekali yang terinspirasi positif dari
motivasi ini. Motivasi untuk berkarier ini tidak diikuti dengan
inspirasi untuk hidup bahagia bersama keluarga," tukasnya.
Disadari bahwa tuntutan hidup dan tingkat ekonomi yang semakin tinggi juga menjadi masalah klasik yang dihadapi dalam hidup berumah tangga, dan hal ini secara tak langsung bisa membuat perempuan terpacu untuk memiliki karier yang semakin tinggi. "Menjadi maju dalam segala hal itu adalah pilihan, namun menjadi seimbang itu adalah kewajiban yang harus dimiliki para perempuan," beber Anne.
Perempuan yang sukses dalam kariernya sering dinilai berprestasi, namun
hal ini akan dibarengi dengan tuntutan profesionalitas yang semakin
tinggi, dan pengorbanan waktu bersama keluarga di rumah, khususnya anak.
Ditambahkan Anne, banyak ibu yang lupa akan tugasnya sebagai seorang
ibu, yang seharusnya tidak sekadar membantu finansial keluarga tetapi
juga mampu mentransfer DNA kebaikan dan kepandaian mereka kepada anak
sebagai bekal menjalani hidup.
"Menjadi ibu adalah tugas paling mulia dan anugrah dari Tuhan. Seorang
ibu bukan hanya bisa memberi asupan ekonomi saja, tapi juga mengisi
kekosongan batin anak. Ketika ibu terfokus untuk bekerja seumur
hidupnya, anak hanya akan menjadi seseorang yang selalu bergantung,
tanpa bisa berbuat apa-apa," ujarnya.
Baginya, menjadi seorang Kartini modern ini tidak berarti melupakan
kodratnya sebagai seorang perempuan, karena semangat Kartini pun tidak
menghilangkan atau mengecilkan arti dan tugas menjadi seorang ibu yang
baik.
Ketika fokus bekerja, para ibu cenderung lupa mentransfer kepandaiannya
kepada anak, serta lupa meningkatkan hubungan batin antara ibu dan anak.
Padahal hubungan batin inilah yang menjadi mata rantai dalam membentuk
kepribadian seorang anak, dan merupakan sarana paling cepat untuk
membekali anak seumur hidupnya.
"Maka dari itu, saya menyarankan agar seberapa pun sibuknya seorang
perempuan bekerja, sempatkanlah untuk kembali ke rumah sepenuhnya, dan
jangan korbankan keluarga untuk alasan apapun. Karier itu hanya
sementara, tetapi menjadi ibu adalah abadi," ujarnya.
Ditambahkan Anne, sebenarnya tidak ada seorang perempuan pun yang bisa
memiliki keseimbangan waktu untuk bekerja dan mengasuh keluarganya. Yang
ada hanyalah kemampuan mereka untuk berkorban, berkomitmen, dan
bekerjasama dengan orang-orang yang ada disekitarnya.
"Seorang perempuan bekerja yang cerdas bisa bekerjasama dengan
orang-orang di sekitarnya seperti suami, orangtua, atau yang lainnya,
sehingga mereka bisa mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik. Komunikasi
dan komitmen dalam hal ini sangatlah dibutuhkan, terutama dengan suami,"
sarannya.
3 KARTINI MODERN
Berawal dari pertemuan yang tidak disengaja, mereka adalah teman-teman sekelas di pasca sarjana Magister Manajemen Universitas Semarang. Tempat dimana aku bernaung menggali ilmu manajemen yang sangat asing, mengingat aku sendiri lulusan Hukum. Dari pertemuan dan saling berkomunikasi baik, lama kelamaan membuat kami menjadi akrab, aku sendiri belum tahu latar belakang mereka sebelumnya. Dari sekedar iseng tanya-tanya akan kesibukkan mereka dan terkadang saling curhat istilah kerennya. Oya... lupa saya perkenalkan dulu ketiga sobat kartini modern sobat karibku ini, yang pertama
Erry Murniasih Indriani biasa kita memangilnya mamah sinchan, dipanggil mamah karena beliau paling bijaksana dan sinchan diambil dari tokoh kartun kesukaannya. Orangnya perhatian, rame and baik banget....
yang kedua...
yang ketiga....
Merekalah 3 Kartini modern yang aku kenal, sosok wanita yang mandiri dan pekerja keras.
Sumber : Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar