1. Bentrok karena kamar kos di Masohi
Bentrok TNI-Polri karena persoalan kamar kos terjadi di
Masohi, Maluku pada Februari 2008. Dalam bentrok itu dua anggota Polri
dan satu anggota TNI tewas.
300 Anggota TNI Yonif 731 membongkar gudang senjatanya. Mereka kemudian membawa peralatan perang seperti senjata api, RPG pelontar granat, granat dan mortir, untuk menyerang Polres Masohi.
Penyebabnya sepele. Bripka Rumata yang habis piket hingga pagi hari, pulang ke kamar kosnya dan mendapati kamarnya dalam keadaan terkunci. Dia lantas menggedor kamarnya yang terkunci dari dalam. Rupanya, di dalam ada Prada Eko yang tidur bersama kekasihnya.
"Rupanya, kunci didapat pacar Prada Eko dari kakak kekasihnya yang kekasih Bripka Rumata. Karena kelelahan, dan kesal Rumata memarahi Eko sehingga terjadi pertengkaran. Eko babak belur dan kemudian dibawa keluarga kekasih Prada Eko ke rumah sakit," kata Kapolda Maluku Brigjen Mohamad Guntur saat itu.
Entah bagaimana, Eko tidak kembali ke baraknya. Rekan-rekannya yang menanyakan kejadian yang menimpa Eko, mendapat isu bahwa Eko diculik oleh Rumata. Rekan-rekannya Eko menyerang Polres Masohi, tempat Bripka Rumata bekerja.
300 Anggota TNI Yonif 731 membongkar gudang senjatanya. Mereka kemudian membawa peralatan perang seperti senjata api, RPG pelontar granat, granat dan mortir, untuk menyerang Polres Masohi.
Penyebabnya sepele. Bripka Rumata yang habis piket hingga pagi hari, pulang ke kamar kosnya dan mendapati kamarnya dalam keadaan terkunci. Dia lantas menggedor kamarnya yang terkunci dari dalam. Rupanya, di dalam ada Prada Eko yang tidur bersama kekasihnya.
"Rupanya, kunci didapat pacar Prada Eko dari kakak kekasihnya yang kekasih Bripka Rumata. Karena kelelahan, dan kesal Rumata memarahi Eko sehingga terjadi pertengkaran. Eko babak belur dan kemudian dibawa keluarga kekasih Prada Eko ke rumah sakit," kata Kapolda Maluku Brigjen Mohamad Guntur saat itu.
Entah bagaimana, Eko tidak kembali ke baraknya. Rekan-rekannya yang menanyakan kejadian yang menimpa Eko, mendapat isu bahwa Eko diculik oleh Rumata. Rekan-rekannya Eko menyerang Polres Masohi, tempat Bripka Rumata bekerja.
2. Adu mulut berujung saling tembak di perbatasan
Bukannya mengamankan perbatasan RI-Timor Leste, personel TNI
dan Polri malah bentrok di Atambua, NTT pada 10 Desember 2006.
Penyebabnya sepele, sekelompok anggota Yonif 744 melintas mapolres Belu.
Tak jelas penyebabnya, para prajurit yang masih berusia muda ini perang
mulut dengan anggota polisi.
Terdengar suara tembakan. Para prajurit Yonif 744 ini pun memanggil bala bantuan. Baku tembak terjadi. Suasana Atambua mencekam.
�Dalam insiden ini Markas Polres Belu, Rumah Dinas Kepala Polres dan Wakil Kepala Polres Belu dihancurkan. Begitu pula Kantor Telkom Atambua juga menjadi sasaran amuk TNI.
Terdengar suara tembakan. Para prajurit Yonif 744 ini pun memanggil bala bantuan. Baku tembak terjadi. Suasana Atambua mencekam.
�Dalam insiden ini Markas Polres Belu, Rumah Dinas Kepala Polres dan Wakil Kepala Polres Belu dihancurkan. Begitu pula Kantor Telkom Atambua juga menjadi sasaran amuk TNI.
3. Bentrok Yonif Linud 100 Vs Brimob di Binjai
Bentrok di Binjai, Sumatera Utara, antara Brimob dan Yonif
Lintas Udara 100 benar-benar seperti perang. Puluhan personel TNI
menggempur markas Brimob di Tanah Tinggi. Mereka juga menggranat markas
tersebut hingga nyaris rata dengan tanah.�
Tembak menembak terjadi semalaman. 10 Orang tewas dalam bentrokan ini. Tiga di antaranya warga sipil.�
Penyebabnya sepele, polisi menangkap seorang pemuda yang membawa narkoba. Anggota TNI meminta pemuda itu dibebaskan, tentu saja polisi menolak. TNI yang marah menyerang perwira polisi dan dibalas tembakan anggota Polres Binjai. Tak terima, puluhan rekan anggota TNI itu menyerang polisi.
Kepala Staf TNI AD Jenderal Ryamizard Ryacudu mengambil tindakan tegas. 20 Anggota Yonif Linud 100 dipecat tidak hormat. Komandan batalyon juga dicopot dan markas batalyon dikosongkan selama setahun.
Tembak menembak terjadi semalaman. 10 Orang tewas dalam bentrokan ini. Tiga di antaranya warga sipil.�
Penyebabnya sepele, polisi menangkap seorang pemuda yang membawa narkoba. Anggota TNI meminta pemuda itu dibebaskan, tentu saja polisi menolak. TNI yang marah menyerang perwira polisi dan dibalas tembakan anggota Polres Binjai. Tak terima, puluhan rekan anggota TNI itu menyerang polisi.
Kepala Staf TNI AD Jenderal Ryamizard Ryacudu mengambil tindakan tegas. 20 Anggota Yonif Linud 100 dipecat tidak hormat. Komandan batalyon juga dicopot dan markas batalyon dikosongkan selama setahun.
4. Brimob tembaki Kostrad gara-gara botol
Anggota Kostrad dan Brimob di Gorontalo bentrok, Minggu 22
April 2012 lalu. Bentrok itu dipicu aksi pelemparan sejumlah orang tak
dikenal saat Brimob melakukan patroli. Dua orang Brimob luka-luka.
Kemudian Brimob balas melakukan sweeping dengan menyetop sejumlah kendaraan. Mereka juga melepaskan tembakan pada kendaraan yang tidak mau berhenti. Empat anggota Kostrad terluka akibat luka tembak. Dua anggota Kostrad lainnya luka karena ditusuk sangkur.
Prada Firman menghembuskan napas terakhirnya pukul 05.00 WITA. Sementara itu, lima korban luka yang lain dari Kostrad sudah dalam keadaan membaik.
Sementara itu Polri telah menetapkan sembilan anggota Brimob menjadi tersangka. Mereka telah ditahan di Polda Gorontalo.
Kemudian Brimob balas melakukan sweeping dengan menyetop sejumlah kendaraan. Mereka juga melepaskan tembakan pada kendaraan yang tidak mau berhenti. Empat anggota Kostrad terluka akibat luka tembak. Dua anggota Kostrad lainnya luka karena ditusuk sangkur.
Prada Firman menghembuskan napas terakhirnya pukul 05.00 WITA. Sementara itu, lima korban luka yang lain dari Kostrad sudah dalam keadaan membaik.
Sementara itu Polri telah menetapkan sembilan anggota Brimob menjadi tersangka. Mereka telah ditahan di Polda Gorontalo.
5. Bentrok TNI-Polri di tengah kerusuhan Sampit
Wilayah Sampit, Kalimantan Tengah sedang mencekam akibat
kerusuhan SARA. 300 orang lebih tewas sementara ribuan lain terpaksa
mengungsi. Di saat suasana muram ini, anggota TNI malah adu tembak
dengan Brimob. Dua tewas sementara belasan luka-luka.
Peristiwa ini terjadi 27 Februari 2001 lalu. Saat itu pasukan TNI ditugaskan mengawal pelabuhan Sampit. Sekitar 10 ribu pengungsi diungsikan dari Pelabuhan Sampit ke Surabaya.
Pada siang hari, datang truk berisi pengungsi yang dikawal anggota Brimob. Mereka minta agar pengungsi yang mereka bawa segera dinaikkan ke dalam kapal yang akan berlayar. TNI menolak, suasana sempat ricuh. Untuk menenangkan massa Brimob mengeluarkan tembakan peringatan.
Tapi kemudian yang terjadi malah adu tembak. Korban berjatuhan dari kedua belah pihak dan para pengungsi yang tidak berdosa.
Peristiwa ini terjadi 27 Februari 2001 lalu. Saat itu pasukan TNI ditugaskan mengawal pelabuhan Sampit. Sekitar 10 ribu pengungsi diungsikan dari Pelabuhan Sampit ke Surabaya.
Pada siang hari, datang truk berisi pengungsi yang dikawal anggota Brimob. Mereka minta agar pengungsi yang mereka bawa segera dinaikkan ke dalam kapal yang akan berlayar. TNI menolak, suasana sempat ricuh. Untuk menenangkan massa Brimob mengeluarkan tembakan peringatan.
Tapi kemudian yang terjadi malah adu tembak. Korban berjatuhan dari kedua belah pihak dan para pengungsi yang tidak berdosa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar