JAKARTA- Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto sudah memerintah
KSAD Jenderal Ryamizard Ryacudu untuk mencopot Komandan Batalyon Lintas
Udara (Linud) 100. Sikap tegas itu diambil menyusul terjadinya kembali
penyerangan oleh anggota Linud ke Mapolres Langkat, Minggu (29/9) malam.
"Kalau perwiranya tidak bisa mengendalikan (bawahannya), copot
juga," kata Endriartono, usai pertemuan dengan beberapa pemimpin media
dan pejabat tinggi negara di Mabes Polri, Senin kemarin.
Seperti diketahui, serangan pertama terjadi Sabtu (28/9) malam. Aksi
ini menyebabkan lima orang luka-luka. Selepas kejadian, Pangdam Bukit Barisan
Mayjen M Idris Gassing sudah memerintah seluruh batalyon di Medan, terutama
Linud, mengarantina semua prajuritnya. Tetapi seruan ini ternyata tak diindahkan,
sehingga serangan kembali terjadi Minggu malam, bahkan diwarnai dengan
muntahan peluru.
Penyebab dan latar belakang kasus tersebut, menurut Endriartono, belum
ditelusuri. Namun benar atau salah, penyerangan bersenjata oleh Linud tidak
bisa dibenarkan. Untuk penanganannya, dia memerintah KSAD hari ini pergi
ke Langkat dan memecat prajurit yang melakukan penyerangan. Selain itu,
KSAD diminta melakukan penyelidikan, apakah prajurit-prajurit itu melawan
para perwiranya. "Kalau memang terbukti, batalyon dilikuidasi,"
tandas Endriartono.
Kabahumas Mabes Polri Irjen Pol Saleh Saaf enggan berkomentar mengenai
masalah itu. Ia hanya mengatakan, saat ini polisi tidak ingin membicarakan
pihak mana yang bersalah dan pihak mana yang benar. Adapun mengenai kemungkinan
pemecatan terhadap anggotanya, ia menyebut hal itu bisa saja dilakukan
bila terbukti melakukan pelanggaran.
Akibat Narkoba
Akibat insiden itu, dilaporkan tujuh orang tewas dan puluhan
lainnya cedera. Tiga mobil dan sejumlah sepeda motor dinas Brimob Binjai
juga terbakar.
Korban tewas adalah Ipda Tito Darma, Bharada H Kurniawan, Bharada Marmin,
Briptu Ilham, Sirait dan Barus Sitepu (pangkatnya belum diketahui), dan
Erwin Sutanto (sipil).
Korban luka berat dan ringan di antaranya Komandan Satuan (Dansat)
Brimobda Polda Sumut Kombes Pol Drs Syafei Aksal, yang dalam perawatan
di RS Gleaneagles, Medan.
Insiden tersebut dipicu penangkapan seorang warga sipil, Mar (20),
teman anggota Linud 100, oleh petugas Serse Polres Langkat dalam kasus
narkoba, Sabtu petang. Mar kemudian ditahan di Mapolres Langkat di Binjai,
sekitar 20 km timur Medan.
Sejumlah oknum anggota Linud meminta Polres melepaskan pemuda itu,
tetapi ditolak dengan alasan saat ditangkap Mar memiliki sembilan butir
pil ekstasi. Penolakan itu membuat oknum tentara tersebut marah dan menebas
telinga Kasatserse AKP Togu Simanjuntak hingga nyaris putus. Seorang anggota
Serse, Ipda Haris Simbolon, mencoba melerai. Malang, ia ditebas senjata
tajam oleh oknum anggota Linud, sehingga salah satu jari tangannya nyaris
putus.
Beberapa anggota Polres yang menyaksikan insiden itu melepaskan tembakan.
Akibatnya, kedua oknum Linud luka di paha dan hal itu membuat puluhan oknum
lain yang mendatangi Mapolres makin brutal dengan mengobrak-abrik kantor
Mapolres.
Digranat
Tidak puas mengobrak-abrik, mereka menyerang markas Batalyon
A Brimob Polda Sumut di Tanah Tinggi, Binjai. Akibatnya, sepanjang Minggu
hingga Senin dini hari terjadi tembak-menembak antara anggota Brimob dan
Linud, sampai akhirnya terjadi penggranatan.
Ketiga markas Brimob yang digranat tersebut hampir rata dengan tanah.
Hingga siang kemarin kepulan asap masih tampak pada puing-puing bangunan
markas Brimob yang terbakar.
Insiden itu membuat suasana Binjai mencekam, tetapi tidak mengakibatkan
aktivitas pemerintahan dan warga di kota itu lumpuh total. Buntut insiden
itu, Pomdam I Bukit Barisan memeriksa tujuh tersangka dari pihak TNI. "Mereka
terdiri atas empat orang perwira dan lainnya bintara dan tamtama,"
jelas Danpuspom TNI Mayjen Sulaiman AB.
Pomdam juga sudah memeriksa sejumlah anggota TNI yang diduga terlibat.
Namun, ia mengaku tidak mengetahui persis jumlah mereka yang diperiksa.
"Sejauh ini beberapa anggota TNI yang diperiksa masih berstatus saksi
dan dalam waktu dekat berkas mereka akan dilimpahkan ke oditur militer,"
jelasnya.
Menurut Sulaiman, kasus bentrokan tersebut kini sudah ditangani bersama
antara Pomdam I Bukit Barisan atas perintah Pangdam Mayjen Idris Gassing
dan unsur penegakan hukum di lingkungan Polda Sumut.
Dapat Tekanan
Gubernur Sumut Rizal Nurdin mengungkapkan, ketika itu Komandan
Batalyon Linud Mayor Inf Madsuni mendapat tekanan dari anak buahnya dan
tak mampu mencegah tindakan mereka yang sudah emosional.
Para perwira juga mengejar dengan naik sepeda motor, tiga truk anggota
Linud yang tidak terorganisasi menuju Binjai. Namun, mereka juga tidak
bisa mencegah anggotanya melakukan penyerangan ke markas Brimob dan Mapolres
Langkat.
"Situasi Binjai sudah terkendali, pasukan sudah ditarik komandan
masing-masing," tutur Gubernur Sumut, yang menginginkan tidak ada
lagi follow up atau dendam. Peristiwa cukup memprihatinkan itu akan
dievaluasi dan diselesaikan sesuai dengan jalur hukum.
Kendati Gubernur Sumut telah menyatakan kegiatan ekonomi di Binjai
jalan terus karena sasarannya bukan masyarakat, suasana kota itu masih
mencekam. Pusat perdagangan dan perbelanjaan masih tutup, bangkai mobil
yang dibakar juga masih berserakan di jalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar